Oleh: Yafika Aribah
Disuatu desa kecil yang jauh dari keramaian kota, terdapat rumah tua yang terkenal dengan kegiatan makhluk gaib di dalamnya. Rumah tersebut sudah cukup lama ditinggalkan oleh pemiliknya. Namun, kabar tentang suara-suara aneh dan bayangan hitam sering menjadi topik pembicaraan warga sekitar. Di rumah tua tersebut yang paling terkenal angker adalah satu kamar kosong yang terletak dekat dengan jalanan. Tidak ada yang berani masuk ke dalam rumah itu, terutama ke dalam kamar kosong tersebut.
Suatu hari ada anak kota yang sedang berlibur ke rumah neneknya. Anak muda itu bernama Rafi. Rafi merupakan mahasiswa yang gemar mencari tau tentang hal-hal mistis. Setelah dia mendengar informasi tentang rumah kosong itu, Rafi tidak percaya dengan cerita para warga dan memutuskan untuk mencari tau sendiri. Dengan percaya diri yang kuat, Rafi membawa kamera, pengirim, dan perekam suara,sebab ia ingin menghabiskan satu malam di kamar kosong tersebut.
Warga setempat juga sudah memperingati Rafi tentang penunggu rumah tua tersebut.Akan tetapi, Rafi menanggapinya dengan gelak tawa, “Hantu?itu hanya sebuah cerita karangan untuk menakut nakuti anak kecil,” katanya dengan angkuh.
Malampun sudah tiba, Rafi tiba di rumah tua tersebut ditemani hembusan angin yang bikin merinding.Rafi mencoba membuka pintu yang berderit, ruangan tersebut sangat berdebu, gelap, dan bau kayu lapuk.Rafi terus berjalan masuk ke dalam melewati lorong-lorong gelap, hingga dia tiba di depan pintu kamar kosong yang sudah rapuh. Rafi mencoba masuk ke dalam. Kamar tersebut ternyata tidak sepenuhnya kosong, tetapi ada kuri kayu dan meja rias yang terdapat kaca besar sekali. Jendela di kamar kosong itu juga terpampang sangat besar dan jelas. Tirai robek di depan jendela tertiup angin, menimbulkan suara gemerisik yang menyeramkan.
Kemudian Rafi memasang kamera yang dibawa dan berharap ada yang didapat dalam kamar ini. Awalnya, semuanya tampak biasa saja. Namun, saat jarum jam menunjukkan pukul dua belas malam, suhu di ruangan itu tiba-tiba menjadi sangat dingin. Senter Raka berkedip, lalu mati. Ia mencoba menyalakannya kembali, namun tidak berhasil.Dalam kegelapan, Rafi mendengar langkah kecil seseorang berjalan di sekitar kamar.
“Halo? Ada orang di sana?” tanya Rafi dengan suara gemetar. Akan tetapi, tidak ada jawaban, hanya terdengar langkah kaki semakin mendekat.
Tiba-tiba kursi kayu yang ada di kamar tersebut bedecit dan berjalan mendekat ke arah Rafi. Meskipun dalam keadaan gelap, Rafi tau seperti ada yang sedang duduk di kursi tua itu. Dengan perasaan takut, Rafi menyalakan kamera malamnya. Dalam layar kamer malamnya terdapat bayangan hitam dengan rambut terurai panjang dan wajahnya pucat.
“Pergi… dari sini…” suara serak itu menggema di telinga.
Rafi panik dan segera berlari keluar dari kamar kosong tersebut, tapi pintunya tidak mau terbuka. Rafi semakin takut dan mencoba mendobraknya, tapi sia-sia, pintu kamar masih tertutup rapih. Dari arah belakang terdengar tawa seorang wanita tadi dengan menggema di seluruh ruangan. Rafi lelah, sehingga terduduk di lantai. Akan tetapi, Rafi menemukan jejak kaki berdarah di lantai kamar tesebut.
Keesokan harinya, warga sekitar menemukan Rafi berbaring tak sadarkan diri di depan rumah tua itu. Kamera yang Rafi bawa semalam, semua file rekaman tadi malam yang ada di dalam hilang. Hanya satu file yang masih ada dan itu suara tertawa dari hantu perempuan tadi “kamar ini milikku, bukan milikmu.”
Semenjak kejaidan di rumah tua tersebut, Rafi tidak mau lagi membahas mengenai rumah tua tersebut dan hal mistis lainnya. Dengan demikian, warga menjadi semakin yakin bahwa rumah tua tersebut memiliki “Kamar Kosong” yang memang menyimpan rahasia tentang bayangan wanita itu yang seharusnya tidak mau diganggu.