ArtikelOpini

Denim Day: Simbol Solidaritas Melawan Kekerasan Seksual

Oleh : Sufi Saniatul Mabruroh

Denim Day yang diperingati setiap tanggal 30 April bukan sekadar ajakan memakai celana denim atau jeans, melainkan sebuah gerakan global yang sangat bermakna. Perayaan ini berakar dari kasus kontroversial di Italia pada tahun 1992, di mana seorang pelaku pemerkosaan dibebaskan karena korban mengenakan celana jeans ketat yang dianggap mustahil dilepas tanpa bantuan. Putusan ini memicu kemarahan publik, dan sejak saat itu, denim menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan terhadap korban kekerasan seksual.

Momentum Denim Day adalah ajakan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya menghapus stigma terhadap korban kekerasan seksual. Banyak korban tidak mau melapor karena takut disalahkan atau tidak dipercaya. Dengan mengenakan denim pada tanggal 30 April, kita menunjukkan solidaritas dan dukungan moral kepada para penyintas, sekaligus menyerukan bahwa tidak ada satu pun bentuk pakaian yang bisa dijadikan alasan atau pembenaran atas kekerasan seksual.

Selain menjadi simbol perlawanan, Denim Day juga menjadi ajang edukasi bagi masyarakat untuk memahai betapa pentingnya budaya saling menghormati. Pendidikan seksualitas yang sehat, harus ditekankan sejak dini untuk mencegah kekerasan seksual, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab perempuan, tapi semua pihak baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda.

Namun demikian, esensi Denim Day tidak boleh terhenti pada satu hari simbolik saja. Kampanye ini seharusnya menjadi awal dari upaya berkelanjutan dalam membangun sistem hukum dan sosial yang lebih adil bagi para korban. Negara dan masyarakat perlu berkolaborasi dalam menyediakan perlindungan hukum, layanan pemulihan psikologis, serta ruang aman bagi korban untuk bersuara.

Sebagai generasi muda, kita memiliki peran penting dalam membangun budaya yang menolak kekerasan dan menegakkan keadilan. Mengikuti kampanye seperti Denim Day adalah salah satu cara menunjukkan kepedulian, tetapi yang lebih penting adalah meneruskan semangat perjuangannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita turut menciptakan lingkungan yang lebih aman, adil, dan menghargai setiap individu tanpa diskriminasi.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button