CerpenSastra

Detektif Kucing dan Misteri Ikan Hilang

Oleh: Yafika Aribah

Di kampung kecil bernama kampung abang, hiduplah seekor kucing bernama Mika. Mika bukan sekadar seekor kucong biasa, tetapi Mika merupakan seekor kucimg detektif hebat walaupun belum pernah memecahkan suatu misi kasus sat pun. Namun, semua percaya ketika suatu pagi ikan Pak Tejo hilang dari baskom yang sedang di jemur. “Ini pasti ulah pencuri gadungan!” seru Mika sambil memakai topi detektif yang kebesaran. “Aku akan memecahkan misteri ini!” batin Mika sambil berlari pergi.

Aksinya di mulai dari mengintrogasi tuan Aci, yaitu seekor ayam milik Pak Rudi yang terkenal suka mengendus apa saja. “Aci kamu tau siapa yang mencuri ikan Pak Tejo?” tanya Mika dengan ekspresi serius.
“Aku seekor ayam Mika, aku vegetarian tidak makan ikan.” jawab Aci sambil tertawa.

“Benar juga, hmm baiklah kau aman kali ini.” ucap Mika dan berlalu pergi mencari pelaku yang lain.
Dia lalu bertemu dengan Noni, seekor kambinh tetangga milik Pak Adi. Kambing itu sudah cukup tua, tetapi masih suka gosip. “Bu Noni, apakah ada yang mencurigakan disekitar sini?” tanya Mika kepada Noni.

“Semalam aku melihat bayangan hitam melompat-lompat di atap rumah,” jawab Bu Noni penuh semangat.

“Bayangan hitam?Pasti ini petunjuk besar!” Mika mencatatnya di buku kosong yang di bawanya.

Mika berlari sekuat tenaga mengejar bayangan hitam itu sampai ke gudang tua miliki Pak Tejo.Dengan penuh semangat, dia menendang pintu yang sayangnya pintu tersebut tidak dapat bergerak karena terlalu berat untuk seekor kucing. Akhirnya dia mendorong pintu tersebut perlahan dan masuk dengan gaya seorang detektif handal, meski sebenarnya agak takut gemeteran.

Di sudut ruangan dia menemukan seekor kucing berwarna hitam sedang tidur dengan perut buncit.Dan disebelahnya ada sisa-sisa duri ikan.

“Aha! tertangkap basah kau!” teriak Mika dengan bangganya.

Si kucing kecil terbangun dan menatap Mika dengan mata mengantuk. “Maaf aku lapar banget tadi, aku cuma anak kucing jalanan.”

Setelah mendengar alasan kucing hitam tersebut, Mika terdiam dan berpikir sejenak. Dia memutuskan untuk mengangkat kucing hitam itu menjadi asistennya. “Hemmm kalau begitu, mulai sekarang kau jadi asisten detektif Mika!”

Si kucing kecil itu tersenyum, “benarkah?”

“Tentu saja! Tapi ingat, kita harus ganti ikan Pak Tejo yang sudah kamu makan. Jadi, kita pergi ke dapur Bu Ani untuk meminta tambahan ikan!”

Begitulah detektif Mika dan asisten barunya bernama Kero, memulai petualangan baru mereka dengan membantu orang-orang disekitar. Namun, pada akhirnya mereka lebih sering mencuri ikan bersama daripada menjadi detektif dan memecahkan misteri bersama.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button