
Oleh: Yafika Aribah
Di sudut kelas 12 IPS 2, ada sekelompok anak laki-laki yang duduk di meja pojok paling belakang. Mereka bukan siswa populer di sekolah, bukan pula siswa yang suka menjadi pusat perhatian guru. Akan tetapi, mereka meruapakan segerombol siswa biasa yang mempunyai ikatan persahabatan dan tidak dapat dipisahkan. Mereka disebut sebagai “Geng Meja Pojok Belakang.”
Anggota geng tersebut terdiri dari 6 orang. Reza si wibu dan penggemar komik, Puki si tukang lawak, Anggi si jago matematika, Angel si paling sultan, Feri si paling cool, dan Laura si paling pemalu. Mereka berteman sudah sejak SMP dan mereka tidak terpisahkan bukan karena kesamaan, tetapi karena perbedaan untuk saling melengkapi.
Suatu hari, sekolah mengadakan seleksi peserta lomba cerdas cermat yang akan dilombakan pada satu bulan mendatang. Semua siswa diwajibkan untuk ikut seleksi, tetapi Geng Meja Pojok Belakang merasa tidak percaya diri unuk ikut seleksi lomba tersebut.
“Aku yakin kita ngga akan lolos, jadi ngapain usaha?” keluh Feri sambil mengunyah permen karet di mulutnya.
“Tapi kayaknya bakal seru kalo kita bisa ikut lomba. Kita juga bisa bantu satu sama lain,” Anggi mencoba menyemangati teman-temannya.
Setelah diskusi panjang pada jam istirahat, akhirnya mereka memutuskan untuk ikut seleksi lomba. Saat hari pengumuman itu tiba, tidak disangka Anggi, Reza, Feri, dan Lauran lolos seleksi dan mewakili kelas mereka. Puki dan Laura memang tidak lolos seleksi, tetapi mereka berdua tetap ikut bahagia dan mendukung teman-temannya yang lolos seleksi. Karena memang peserta lomba cerdas cermat hanya berjumlah 4 peserta saja.
Hari lomba tiba. Aula sekolah dipenuhi siswa-siswa yang mendukung perwakilan dari kelas masing-masing. Lomba pun dimulai, suasana yang tadinya ramai berubah menjadi tegang. Soal dibacakan oleh moderator lomba. Anggi berhasil meraih point unggul pada soal matematika, Reza berhasil meraih point unggu pada soal seni. Dengan point-point yang telah didapat, mereka unggul nomor satu di babak awal.
Namun, di babak terakhir, soal yang dibacakan termasuk soal yang sulit. Mereka panik karena kesulitan untuk menjawab, karena ini soal terakhir sebagai penentu kemenangan. Laura yang terkenal pemalu, tiba-tiba mengangkat tangan.
“Aku tahu jawabannya,” ucap Laura dengan tremor.
Reza,Anggi, dan Feri saling pandang, mereka tidak menyangka sekaligus bangga. Mereka bertiga memberikan dukungan penuh kepada Laura. Laura dengan mantap menjawab soal tersebut.
Ketika moderator mengumumkan bahwa jawaban Laura benar, mereka melompat kegirangan. Akhirnya, mereka berempat berhasil memenangkan lomba cedas cermat dan mendapat point paling unggul.
Setelah acara selesai, Puki dan Angel menghampiri mereka dan memberikan selamat atas kemenangan yang diraih. Mereka berenam berkumpul dan berfoto bersama dengan membawa piala kemenangan.
“Kita ngga cuma Geng Meja Pojok Belakang, tapi sekarang kita Geng Juara,” seru Reza sambil mengangkat piala tinggi-tinggi.
Mereka tertawa bersama dan merayakan kemenangan ini dengan makan bersama di Mie Gacoan. Ikatan persahabatan mereka yang kuat, telah memberikan semangat untuk berjuang bersama dan meraih kemenangan.