Oleh: Futimatul Islamiyah
Langkah kakiku menyusuri jalan setapak yang berliku, di antara pepohonan rindang dan bisikan angin yang tak pernah berhenti. Setiap jejak yang kutinggalkan adalah cerita, sebuah fragmen dari pencarian yang tak kunjung usai. Aku berjalan bukan hanya untuk sampai, tapi untuk menemukan siapa aku sebenarnya.
Di tengah heningnya hutan, suara alam menjadi teman setiaku. Burung-burung bernyanyi tanpa beban, sementara dedaunan bergesekan lembut, seolah mengajak aku berdialog. Aku belajar mendengar bukan hanya dengan telinga, tapi dengan hati yang terbuka, mencari makna di balik setiap bisikan.
Perjalanan ini bukan tanpa rintangan. Batu-batu tajam dan jurang yang menganga menjadi ujian keberanian dan keteguhan. Kadang aku terjatuh, terluka, dan merasa lelah. Namun, setiap luka mengajarkan aku arti kekuatan dan ketulusan dalam menerima diri sendiri.
Di ujung jalan, ada sebuah sungai mengalir tenang. Airnya jernih, memantulkan wajahku yang mulai berubah. Aku menatap bayangan itu, bertanya pada diri sendiri: “Siapkah aku menjadi pribadi yang baru?” Sungai itu mengajarkanku bahwa perubahan adalah bagian dari hidup yang harus diterima dengan ikhlas.
Malam tiba dengan gemerlap bintang yang menuntun langkahku. Dalam keheningan, aku merenung tentang mimpi dan harapan yang selama ini kupendam. Perjalanan ini bukan sekadar fisik, tapi perjalanan batin yang menghubungkan aku dengan jiwa yang lebih dalam.
Setiap kota dan desa yang kulewati menyimpan cerita manusia yang beragam. Dari mereka, aku belajar tentang keberagaman, tentang cinta dan kehilangan, tentang harapan yang tak pernah padam. Mereka adalah cermin yang memantulkan berbagai sisi diriku yang belum kutemukan.
Kini, aku sadar bahwa pencarian jati diri bukanlah tujuan yang pasti, melainkan perjalanan yang terus berlanjut. Setiap langkah membawa aku lebih dekat pada pemahaman bahwa aku adalah kumpulan pengalaman, luka, dan kebahagiaan yang membentuk siapa aku.
Dengan hati yang penuh syukur, aku melanjutkan perjalanan ini. Karena di balik setiap jejak yang kutinggalkan, ada kisah yang menunggu untuk diceritakan, dan ada diri yang terus tumbuh menjadi lebih utuh dan bermakna.