Ketika Kajian Pindah ke Layar: Fenomena Belajar Agama Lewat Live Streaming

Oleh: Faizal Adyanto

Di era digital saat ini, hampir semua hal bisa diakses lewat satu sentuhan jari—termasuk belajar agama. Fenomena kajian live streaming kini semakin marak, menjangkau mereka yang sebelumnya sulit datang langsung ke majelis ilmu. Tapi, bagaimana perubahan ini memengaruhi cara kita memahami dan mengamalkan ajaran agama?

Live streaming kajian bukan sekadar tren. Ini adalah bentuk adaptasi dari para dai dan ustaz untuk tetap bisa menyampaikan dakwah di tengah kesibukan umat dan tantangan jarak. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, banyak orang yang akhirnya merasa lebih mudah mengikuti pengajian dari rumah, kantor, bahkan dalam perjalanan.

Namun, apakah ini cukup menggantikan atmosfer spiritual dalam majelis langsung? Sebagian kalangan menilai kehadiran fisik di majelis ilmu tetap membawa keberkahan tersendiri, terutama dalam aspek adab, kebersamaan, dan konsentrasi yang utuh. Di sisi lain, kajian online memberi akses kepada kaum muda dan mereka yang sebelumnya terhalang waktu atau jarak.

Remaja, misalnya, kini lebih akrab dengan ustaz-ustaz YouTube daripada buku-buku klasik. Tak sedikit dari mereka yang merasa lebih nyaman belajar lewat konten visual dan audio yang interaktif. Ini membuka peluang besar bagi dakwah untuk menjangkau generasi baru, tetapi juga membawa tantangan dalam memastikan konten yang diterima benar dan kredibel.

Jadi, apakah kajian online ini berkah atau ancaman? Mungkin jawabannya bukan salah satu, tapi keduanya. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap menjaga semangat belajar, selektif dalam memilih sumber, dan tidak melupakan nilai-nilai adab dalam menuntut ilmu—meski lewat layar.

Exit mobile version