Kholid Usman: Khidmah Santri Melalui Media Sosial
Tembarak, Kabartemanggung.com – Khidmah diera saat menjadi lebih komplek. Pasalnya muncul media baru di era modern ini yaitu media sosial. Platform yang sekarang digandrungi seluruh lapisan masyarakat untuk berbagai keperluan dan tujuan. Tak halnya Pondok Pesantren Salafiyyah Tawangsari (PESAT) atau yang lebih dikenal dengan Ponpes Pesat melakukan Pelatihan Media untuk mengikuti arus teknologi.
Bertempat di Aula Ponpes Pesat, Kholid Usman selaku founder IHT Temanggung, memberikan pengertian kepada santri yang pelatihan untuk memperkenalkan pesantren kepada masyarakat luar melalui media sosial pada Rabu Pagi (23/10/2024).
“Santri harus berkhidmah kepada pesantren melalui pemanfaatan media sosial, dengan cara membuat branding supaya pessantren memiliki daya tarik yang berbeda dengan pesantren lain.” ungkapnya dengan tegas.
Media semakin berkembang, teknologi semakin maju, maka perlu santri untuk memperkenalkan nama pesantrennya melalui media sosial. Hal ini juga menjadi khidmah santri kepada pesantrennya supaya khalayak luas mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren, sambungnya.
Lanjutnya, maka perlu strategi dalam pengembangan pesantren. Dimulai dengan sebagaimana hubungan pemasaran dan penjualan, harus memiliki penampilan yang menarik supaya masyarakat mau membeli. Dilanjutkan dengan branding yang sangat dibutuhkan untuk membangun image sebuah lembaga/yayasan.
“Branding sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah image” tutur laki-laki yang familiar disapa Om Olid.
Sambungnya, bagaimana cara mengembangkan branding pesantren. Dimulai dari analisis SWOT. Yaitu menganalisis kekuatan yang dimiliki oleh pesantren, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mungkin terjadi. Kedua ada tahapan situasi, tantangan, aksi, dan refleksi (STAR).
Tim media juga harus bisa memahami cara tersebut ketika akan mengembangkan suatu branding. Tahap terakhir yaitu Blue Ocean yang artinya suatu lembaga harus menggunakan cara yang ekstrem. Cara tersebut berbeda dengan yang digunakan lembaga lain, pungkasnya.
“Lembaga harus memiliki inovasi yang berbeda dengan lembaga lain, itulah Blue Ocean.” pungkasnya.
Dengan tahap-tahap yang diberikan, Founder IHT Temanggung tersebut berharap para peserta yang juga menyandang santri tersebut dapat memunculkan ide-ide kreatif untuk dapat meningkatkan branding pesantren, tutupnya di akhir penyampaian materi. (Klp4)