Oleh: Ghaida Mutmainnah
Jembatan Bendo Peri di Temanggung, Jawa Tengah, bukanlah sekadar penghubung antarwilayah. Ia merupakan simbol dari perpaduan antara kemajuan pembangunan dan kekayaan budaya lokal yang sarat akan cerita mistis. Terletak di Desa Mudal, Kecamatan Temanggung, jembatan ini dibangun pada tahun 2017 sebagai solusi atas jembatan lama yang sempit, menikung tajam, dan sering menjadi lokasi kecelakaan. Dengan anggaran sekitar Rp10,2 miliar, jembatan baru dirancang lebih datar dan terang, meningkatkan keselamatan pengendara yang melintasinya. Namun, kemegahan struktur ini tidak mampu menghapus jejak legenda yang telah lama tertanam di benak masyarakat.
Nama “Bendo Peri” bukan tanpa alasan. Sejak lama, masyarakat sekitar mengenal jembatan ini sebagai tempat yang dihuni sosok gaib—terutama peri cantik yang kerap menampakkan diri. Kisah-kisah tentang perempuan misterius yang tiba-tiba muncul di pinggir jembatan, atau bahkan terasa ikut membonceng pengendara, telah menjadi bagian dari cerita rakyat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bahkan, ada pula yang mengaku melihat sekelompok wanita cantik mandi di Sungai Lungge, tepat di bawah jembatan. Kejadian aneh seperti pengendara kehilangan kendali tanpa sebab jelas semakin menguatkan keyakinan bahwa jembatan ini memang memiliki aura mistis.
Meski kisah-kisah tersebut belum pernah terbukti secara ilmiah, masyarakat setempat tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal. Beberapa warga masih melakukan ritual tradisional di sekitar jembatan sebagai bentuk penghormatan terhadap “penunggu” gaib yang dipercaya tinggal di sana. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan fisik tidak serta-merta menghapus kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang bersifat spiritual atau metafisik.
Jembatan Bendo Peri akhirnya bukan hanya menjadi jalur lalu lintas, melainkan juga jembatan antara dunia nyata dan dunia cerita rakyat. Ia mengingatkan kita bahwa dalam setiap kemajuan teknologi dan pembangunan, selalu ada ruang bagi warisan budaya dan kepercayaan lokal untuk tetap hidup. Keberadaan jembatan ini menjadi bukti bahwa modernitas dan tradisi dapat berjalan beriringan, menciptakan identitas unik yang memperkaya khazanah budaya Indonesia.