Lampor di Temanggung: Sekadar Mitos atau Realitas?
Oleh: Yafika Aribah
Temanggung, Kabartemanggung.com – Di telinga masyarakat Temanggung, cerita tentang lampor sudah tidak asing lagi. Konon katanya lampor, yaitu kereta hantu yang melintas di sekitar desa dengan suara yang menyeramkan. Bagi sebagian orang, lampor bukan hanya sekadar cerita rakyat, melainkan cerita yang menimbulkan rasa takut dan menghormati hal-hal gaib. Namun, apakah fenomena ini murni mitos atau ada fakta di dalamnya?
Mitos lampor yang sudah mendarah daging dalam masyarakat Temanggung, karena diyakini bahwa lampor merupakan kereta hantu yang membawa para arwah.Dalam masyarakat Jawa yang masih kental akan tradisi di dalamnya, adanya lampor merupakan tanda malapetaka, bisa datang wabah penyakit atau bencana alam. Kedatangan lampor ditandai dengan adanya suara riuh gemuruh di malam hari, sehingga masyarakat dilarang membuka pintu dan harus berdiam diri di dalam rumah.
Kepercayaan terhadap cerita lampor menjadi bagian yang tidak lepas dari masyarakat Temanggung. Beberapa orang menganggap adanya cerita lampor berarti suatu peringatan untuk menjaga hubungan yang baik dengan hal-hal gaib dan menghormati kekuatan alam.Berdasarkan cerita rakyat yang beredar, maka muncul pertanyaan apakah hanya suatu fenomena alam atau sekadar imajinasi masyarakat?
Jika, ditinjau dari prespektif ilmiah, fenomena seperti suara gemuruh riuh di malam hari dapat disebabkan dari faktor cuaca yang tidak mendukung, seperti angin kencang atau tanda akan turun hujan. Selain itu, dalam kondisi tertentu, seperti efek tempat tinggal di pegunungan dapat mendiptakan suara misterius yang membuat malam itu semakin mencekam dan menimbulkan imajinasi masyarakat.
Jika, ada satu orang yang mendengar suara aneh, maka akan dikaitkan dengan kedatangan lampor. Hal itu, dengan cepat menyebar luas dan menjadi suatu kebenaran, apalagi jika terjadi di tengah-tengah masyarakat yang masih menjujung tinggi kepercayaan tradisional, seperti di Temanggung.
Terlepas dari cerita lampor tersebut fakta atau mitos, namun dapat kita ambil sisi positifnya sebagai pengingat untuk tetap menjaga dan menghormati tradisi lokal, serta kepercayaan yang ada di dalamnya. Akan tetapi, di sisi lain masyarakat perlu membuka pemikiran untuk menelaah fenomena yang terjadi di sekitar tentang kebenarannya.
Lampor dan rumor yang mengikutinya mungkin masih menjadi misteri. Akan tetapi, dari cerita tersebut merupakan salah satu cerminana dari kebudayaan Temanggung yang patut dilestarikan dan dihormati.