Berita

Lewat IHT, SDN Purwoyoso 04 Perkuat Literasi Numerasi

Semarang, Kabartemanggung.com – Penguatan literasi numerasi dilaksanakan di SDN Purwoyoso 04 Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang dalam bingkai In House Training (IHT). “Skor literasi numerasi SDN Purwoyoso 04 di rapor pendidikan sebenarnya sudah bagus. Namun ilmu itu tidak stagnan, sehingga perlu untuk selalu ditingkatkan” tutur Supireno Kepala SDN Purwoyoso 04 saat menyampaikan sambutan, Sabtu (29/7/2023) dalam siaran pers yang diterima Kabartemanggung.com.

Kegiatan IHT dilaksanakan di ruang kelas 1. Sebanyak 20 guru dan tendik dengan antusias mengikuti IHT yang dipandu oleh Dian Marta Wijayanti Kepala SDN Gajahmungkur 03. Selain kepala sekolah, Dian juga merupakan fasilitator guru penggerak dan fasilitator Tanoto Foundation.

Di dalam IHT ini Dian tidak banyak menjelaskan tentang deskripsi atau pengertian dari literasi numerasi. Dian memulai kegiatan dengan senam bersama untuk meningkatkan motivasi belajar peserta. Selain itu, kegiatan ini juga memecah suasana IHT yang semula kaku nan sakral menjadi lebih santai.

Kegiatan yang diketuai oleh Andreas Joko ini lebih banyak merefleksi pada hal-hal yang sebenarnya sudah dilakukan oleh guru dalam kegiatan literasi numerasi.

Untuk menghimpun ide literasi numerasi, Dian menggunakan jamboard. Ternyata penggunaan jamboard ini cukup menarik bagi peserta. Secara tidak langsung, literasi digital juga dikembangkan dalam kegiatan belajar yang dimulai pukul 8 pagi tersebut.

“Sebenarnya inovasi-inovasi guru di SDN Purwoyoso 04 sudah bagus dalam membangun kelas literat,” ujar Dian yang merupakan peraih Juara I Kepala SD Berprestasi Kota Semarang tahun 2023 tersebut.

Untuk memfasilitasi gaya belajar peserta IHT yang berbeda-beda, Dian juga mengajar peserta untuk menganalisis isi film. Sebenarnya ini juga cara untuk mengembangkan literasi di kelas agar peserta tidak bosan dengan penyampaian materi yang monoton.

Di dalam kegiatan menggali ide kelas yang literat, Dian meminta peserta untuk berdiskusi dengan 1 kelompok terdiri atas 3-4 peserta. Masing-masing peserta menyampaikan idenya dan divisualkan dalam kertas plano. Ada yang membuat tabel, ada yang membuat grafis, bagan, dan ada pula yang membuat gambar. Proses seperti ini merupakan implementasi dari pembelajaran diferensiasi produk. Setiap kelompok diberikan kebebasan untuk menampilkan produk hasil diskusinya.

Soal dalam AKM terkesan sulit karena baik guru maupun siswa belum terbiasa dengan proses literasi. Semakin sering kita mencoba dan berinovasi, maka hal-hal sulit akan menjadi lebih mudah. Guru pembelajar sepanjang hayat. (KT41)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button