PC Fatayat NU Gelar Peringatan Harlah
Temanggung, Kabartemanggung.com – Pengurus Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama sebagai sayap kanan organisasi Islam terbesar di Indonesia, terus berbenah diri melakukan kerja nyata berdaya untuk negeri tercinta. Pelaksanaan Peringatan Harlah ke 72 PC Fatayat Kabupaten Temanggung bertempat di Lapangan Maron, Temanggung pada Tanggal 11 Mei 2022.
Acara ini dihadiri kurang lebih 7.000 Kader fatayat dari 20 Kecamatan, Ibu Denti Pratiwi, MH, dan Lembaga Banom NU. Rangkaian Acara dimulai dengan menggelar 1000 khataman oleh JMQH dan pembacaan Juz 30 dan Doa Khotmil Quran oleh Ibu Nyai Hana Zamzami dari Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Dalam sambutannnya Ketua PC Fatayat Kabupaten Temanggung Hj Umi Tsuwaibah, S.Ag, M.SI., mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini terutama JMQH Kabupaten Temanggung. Harlah tahun ini mengusung tema “Bangkit Bersama Berdaya Bersama” mempunyai harapan semua kader harus mempunyai berkomitmen. Bangkit bersama berdaya bersama dinarasikan sebagai perempuan harus saling mendukung satu sama lain, berada dalam optimisme peningkatan kualitas dalam kerja nyata.
Ketua Tanfizhiah PCNU Kabupaten Temanggung KH Muhamamd Furqon Masyhuri memaknai filosofi tentang bakdo yang artinya ” setelah” lebaran harus lebih baik lagi ke depan seperti bulan puasa.
Wakil Bupati Temanggung Drs R Heri Wibowo dalam sambutannnya berharap Fatayat bisa menjadi insan yang sabar, insan yang bersedia mengendalikan hawa nafsu dan insan yang bertakwa.
Lebih lanjut beliau sangat berharap kepada Fatayat NU bisa memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat Temanggung. Bangkit Bersama Berdaya bersama dimaknai sebagai energi yang mampu mewarnai dalam rangka syiar agama Islam, mampu mewarnai dalam rangka mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin pemimpin bangsa yang berakhlakul akrimah.
KH Hasan Zamzami Mahrus dalam mauidhohnya jadi Fatayat itu harus “entengan lan torok” insyaallah jalan hidup menjadi ringan. Fatayat harus mampu membuat generasi halus Ada empat perkara yang menjadikan seseorang menjadi mulia yaitu ilmu bisa mengangkat derajat seseorang. Kedua, adab. Tatakrama baik terhadap orang tua. Ketiga, assidqu (jujur), al-amanat. Kegiatan Harlah NU ditutup oleh Habib Muhsin Alaydrus dari Jepara melantunkan sholawat bersama jamaah. (Martin).