CerpenSastra

Penantian

Oleh: Cholifia Nurchaliza

Di sebuah bangku SMK, Luna Namanya. Dia siswa kelas XII di SMK Ganesha Satria di Surabaya. Dia adalah siswa pindahan dari Bandung. Sebelumnya Luna bersekolah di Bandung, namun kedua orang tuanya pindah ke Surabaya untuk menjalankan bisnisnya, jadi Luna juga harus berpindah sekolah. Tujuh bulan berjalan di sekolah barunya, Luna memiliki sahabat yang bernama Indah. Luna dan Indah sering menghabiskan waktu berdua, bahkan Indah memiliki hubungan dengan Doni kakaknya Luna. Luna memang sengaja memperkenalkan Indah kepada kakaknya karena Luna merasa Indah sangat baik hati. Di satu sisi Indah juga ingin memperkenalkan sahabat kecilnya yaitu Adam yang kebetulan juga sama-sama sejokah di SMA Ganesha Satria hanya saja berbeda jurusan. Indah dan Luna mengambil jurusan tata boga sedangkan Adam mengambil jurusan otomotif.

Indah : “Hai luna, kenalin ini sahabat aku dia dari jurusan otomotif.”

Artikel Terkait

Luna  : “Hai kenalin aku Luna sahabat Indah.”

Adam : “Salam kenal ya luna, aku Adam sahabat kecil Indah.”

Luna  : “Iya Indah sering cerita tentang kamu.”

Mulai dari perkenalan itulah kedekatan Luna dan Adam semakin terlihat. Setiap hari Adam selalu antar jemput Luna untuk pergi dan pulang dari sekolah. Sampai pada akhirnya Luna menaruh hati kepada Adam, begitu juga sebaliknya Adam juga menaruh hati kepada Luna. Dua bulan berlalu, Adam memberanikan diri untuk menyatakan cinta kepada Luna. Luna pun mengiyakan cinta Adam. Mereka berdua saling support satu sama lain. Mulai dari belajar, bermain, les, bahkan hobi pun mereka selalu bareng.

Luna dan Adam memiliki hobi yang sama yaitu bermain basket. Ketika menuju ujian sekolah, mereka berhenti menjalankan hobinya. Mereka lebih sering menghabiskan waktu untuk belajar agar mendapat nilai yang bagus. Tetapi mereka mempunyai perbedaan, setelah lulus Luna ingin melanjutkan kuliahnya di Surabaya dengan mengambil jurusan Pendidikan Tata Boga sedangkan Adam ingin berkuliah di luar negeri dengan jurusan manajemen menginkuti arahan orang tuanya.

Tepat dua bulan berlalu, semua siswa-siswi kelas XII menghadiri acara kelulusannya. Adam lulus dengan nilai paling tinggi satu angkatan, Luna juga lulus di peringkat ketiga di bawah Adam. Semua siswa-siswi saling berpelukan menangis perpisahan, karena semua telah usai. Adam berkata kepada Luna bahwa perpisahan hanyalah sementara bukan akhir dari semua.

Adam : “Minggu besok aku harus sudah berangkat keluar negeri ikut dengan orang tuaku.”

Luna   : “Baru saja kita saling mengenal, tetapi kita sudah berpisah.”

Adam  : “Aku janji akan pulang untuk menemuimu, dan aku janji untuk selalu menjaga

kesetiaan aku begitu juga kamu ya.”

Luna   : “Iya aku akan setia menunggu kamu.”

Mereka terpaksa terpisah dengan keadaan. Tahun demi tahun Luna dan Adam menjalani hubungan LDR dengan komitmen kesetiaannya. Sampai pada tahun ke empat Luna wisuda kelulusan kuliahnya tanpa dihadiri Adam kekasihnya. Selang satu bulan dari wisuda Luna, Adam pun menyusul wisuda. Yang artinya sebentar lagi Adam akan pulang ke Indonesia untuk menemui Luna kekasihnya.

Tiba-tiba Adam memberikan surprise pulang di rumah Luna tanpa sepengetahuan Luna. Adam menjalankan rencana dengan orang tua Luna untuk melamar Luna sekaligus. Pertemuan pertama setelah kelulusan SMK, penantian Luna terbayar dengan cicin yang diberikan oleh Adam.

Adam : “Maukah kamu menjadi pendamping hidupku?”

Luna   : “Menurutku aku tidak bisa menolak ini Adam.”

Adam  : “Maaf jika kamu menunggu lama tapi aku membuktikan bahwa aku benar-benar

mencintaimu.”

Luna    : “Aku lebih mencintaimu, ini semua seperti mimpi.”

Lamaran itu juga di saksikan oleh Indah sahabat Adam yang saat ini telah menikah dengan Doni dan menjadi kakak ipar Luna. Tidak lama kemudian Luna dan Adam pun menikah di salah satu pantai di Bali. Mereka merayakan pernikahannya dengan sangat megah dihadiri oleh teman-teman Adam, teman-teman Luna, keluarga Adam dan juga Luna. Semua orang mengucapkan selamat dan turut berbahagia, begitu juga dengan Indah yang menjadi mak comblang antara Adam dan Luna.

Begitulah disaat sebuah penantian panjang Luna tidak sia-sia. Dia merasa dicintai dengan hebat oleh Adam. Tidak salah jika menanti pada orang yang tepat. Mereka pun hidup dengan kebahagian yang menyelimuti, di tambah tak lama dari hari penikahannya, Luna mengandung anak Adam. Setelah dari penantian hubungan mereka, kini mereka tengah menanti kelahiran dari buah hati mereka.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga
Close
Back to top button