Temanggungan

Perbedaan “Ngrajang” dan “Nganjang” dalam Pengolahan Tembakau Temanggung

Kabartemanggung.com – Kabupaten Temanggung terkenal dengan penghasil tembakau berkualitas tinggi. Proses pengolahan tembakau terdapat dua istilah yang sering digunakan yaitu kata “ngrajang” dan “nganjang”. Dua proses ini bukan sekadar tahapan dalam produksi tembakau, tetapi juga simbol keakraban, kebersamaan, dan kerja keras masyarakat petani tembakau di dataran tinggi Temanggung.

Kata “ngrajang” berasal dari kata “rajang” yang memiliki arti memotong, sehingga “ngrajang” adalah proses memotong tembakau atau merajang tembakau menjadi potongan kecil-kecil atau rajangan halus. Proses “ngrajang” dulunya menggunakan alat tradisional yang berasal dari kayu yaitu cacak. Namun, sekarang para petani tembakau lebih banyak menggunakan mesin moderen guna mempercepat proses ngrajang. Proses “ngrajang” biasanya dilakukan oleh laki-laki.

Sedangkan “nganjang” adalah tahap dalam pengolahan tembakau dengan cara menata irisan daun tembakau di tempat yang bernama rigen (papan untuk menjemur tembakau yang terbuat dari bambu). Aktivitas “nganjang” biasanya dilakukan oleh para perempuan.

Proses “ngrajang” dan “nganjang” merupakan bagian penting dari proses pengolahan tembakau. Kedua proses tersebut tidak dapat terpisahkan satu sama lain. Ngrajang dan nganjang bukan hanya proses teknis dalam produksi tembakau, tetapi juga cerminan nilai-nilai budaya masyarakat Temanggung. Tradisi ini mengajarkan pentingnya kerja keras, gotong royong, dan rasa syukur atas anugerah alam. Dalam setiap helai rajangan tembakau, tersimpan cerita tentang keteguhan hati petani yang terus menjaga warisan leluhur mereka.

Di tengah tantangan modernisasi dan naik turunnya harga tembakau, ngrajang dan nganjang tetap menjadi napas kehidupan petani Temanggung. Bagi mereka, tembakau bukan sekadar komoditas ekonomi, tetapi juga warisan budaya yang menghidupi dan mempersatukan masyarakat. Tradisi ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap kepulan asap rokok, ada perjuangan panjang yang tidak boleh dilupakan. (Laras/KT33).

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button