Potensi Wisata Air di Gunung Payung “Curug Guwung”
TEMANGGUNG, kabartemanggung.com- Desa Gunungpayung terletak di Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung, tepatnya di wilayah Temanggung Utara, Desa yang terdiri dari 4 dusun yaitu Maronsari, Karangkulon, Krajan dan Getas.
Penduduk Desa Gunungpayung sekitar 1508 jiwa yang terdiri dari 4 agama yaitu Islam, Kristen, Katolik dan Budha, namun kehidupan tetap rukun meski berbeda kepercayaan.
Mayoritas penduduk adalah bertani. Desa Gunungpayung di kelilingi 3 bukit yaitu Bukit Bolong, Punthuk Pucung dan Bukit Gunungpayung.
Gunungpayung mempunyai potensi wisata alam yang indah, seperti perbukitan dan hutan yang masih alami, sebagai kebanggan Desa adalah “Curug Guwung” setiap hari Sabtu dan Minggu banyak dikunjungi wisatawan lokal, dalam negeri maupun luar negeri.
Meskipun jalan menuju curug belum dibangun, antusias wisatawan tidak putus semangat untuk mengunjunginya, seperti yang dilakukan oleh wisatawan asal Jerman dan Swiss, mereka merasa senang mengunjungi Desa Gunungpayung.
Selain wisata, Desa Gunungpayung sering disebut sebagai desa edukasi yang sering dikunjungi sekolah-sekolah di wilayah Temanggung dan luar kota, terakhir dari SMK Santa Maria Jakarta, kegiatannya Live In PKB (Pengenalan Kehidupan Bermasyarakat) dan siswa sekolah merasa gembira terutama wisata Tubing,
Salah satu pemandu wisata Rokhasih, Jumat (5/2/2021) menyampaikan kepada kabartemanggung.com, “Desa Gugungpayung mempunyai potensi alam yang luar biasa bagus, ini sebagai alternatif masyarakat Temanggung supaya tidak berpergian luar kota, memanfaatkan potensi yang ada” terangnya.
“Kami berharap Pemerintah Daerah Temanggung dan Pemerintah Desa Gunungpayung serius memikirkan anggaran untuk membangun potensi desa, kedepan agar menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung, terutama pembangunan jalan, saya sebagai anggota BPD Desa Gunungpayung mendukung apabila ada anggaran dana desa untuk dialokasikan untuk pembangunan” imbuhnya
Banyak potensi desa di Temanggung yang belum di tangani serius, hal tersebut karena minimnya anggaran untuk pembangunan, seperti halnya di Desa Gunungpayung. (Red_adm/mj)