Sajak-sajak Masrurotul Fuadah

Oleh : Masrurotul Fuadah

IMAN

Deru tetes embun menjadi saksi
Betapa eloknya dirimu ini
Untuk Menitih langkah demi langkah menuju Sang Ilahi.

Tak luput doa kau panjatkan
Agar hidup tak goyah
Dari raungan gelapnya dunia fanak.

Khawatir …..khawatir….. Sudah pasti
Pijakan iman menjadi tiang agar hati tak goyah
Ingat dunia ini hanyalah panggung sandiwara
Yang akan usai dengan berjalannya waktu.

RUH

Tak perlu memotong waktu
Tak perlu memotong umur
Dan tak perlu memotong jatah hidup
Hanya demi menghilangkan keresahan dalam dunia.

Lihatlah sang Surya tak pernah berhenti bersinar
Lihatlah rembulan tak pernah redup walau sinar lain menghalanginya.

Apakah itu kurang menjadi bukti
Bahwa Tuhan akan mengatur tanpa ada celah kekeliruan.

Tak perlu menyerahkan nyawa pada Tuhan.
Tak perlu kau bersusah payah mengantar
Apalagi menjadi pelantara ia kembali.
Iya akan kembali sendiri jika sudah ditakdirkan untuk kembali.

Apa yang kau pikirkan
Apa yang kau rasakan
Sampai-sampai kau berani membuat ruhmu kembali dengan cara terpaksa.

Apakah tak ada car lain
Apakah ini jalan terakhir

Jangan
Tolong jangan
Jangan kau renggut dirimu ini
Hanya demi bahma.

Apakah tak malu dengan Tuhanmu jika kau datang tanpa diundang

Sadar kau hanyalah manusia
Tak perlu merenggut nyawa
Hanya untuk menjadi sempurna di mata insan
Cukup tegakkan iman dan taqwa
Agar tak malu nantinya jika ditakdirkan untuk kembali menghadap Tuan.

RASA

Jeritan,tawa,ejekan, dari mulutmu tak akan ku dengar
Ku biarkan semua menggema di dalam dunia
Tak perlu susah untuk memikirkan semua omongan
Cukup bertahan tanpa rasa dendam dan amarah

Langkahku lebih berarti dari pada omongan tanpa hati
Langkahku terus maju walau sering dipukul untuk mundur
Berhenti dititik ini
Oh tentu tidak!!

Ku tutup telinga dengan jari jemari
ku hempaskan semua omongan
Agar tak meracuniku

Hidup ku, masa depanku, dan keluargaku lebih berarti
Dari pada omongan yang keluar dari lidah tak bertulang mu itu.

RINDU DALAM SUNYI

Dalam sepi malam, rinduku berbisik,
Kau pergi jauh, namun bayangmu tetap.
Setiap detik, setiap napas,
Menghimpun kenangan, takkan pernah pudar.

Di bawah bintang, aku mencari,
Jejak langkahmu yang takkan kembali.
Tawa dan cerita, sehangat pelukan,
Kini tinggal hampa, dalam kesunyian.

Waktu berlalu, namun rasa tak sirna,
Kau ada di hati, selamanya abadi.
Dalam mimpi, kau masih tersenyum,
Membawa harap dalam gelap yang kelam.

Oh, betapa rindu ini membara,
Seolah waktu takkan pernah berpisah.
Walau jasadmu telah tiada,
Cinta dan kenangan, abadi selamanya.

Exit mobile version