ArtikelOpini

Seni Sabar dalam Pernikahan: Filosofi Midak Endok ala Jawa

Oleh: Masrurotul Fuadah

Masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang masih memegang teguh yang namanya adat dan juga tradisi. Salah satu tradisi yang masih dijalankan hingga saat ini yaitu tradisi dalam pernikahan Jawa. Dalam pernikahan Jawa terdapat beberapa tradisi yang harus dilakukan salah satunya yaitu tradisi midak endok (tradisi injak telur).

Tradisi midak endok merupakan salah satu tradisi yang dilakukan saat sepasang kekasih dipertemukan dalam ikatan suci pernikahan. Hal yang perlu dipersiapkan dalam tradisi midak endok diantaranya yaitu: nampan, daun pandan yang dirajang atau diiris, bunga melati, bunga mawar, bunga kenanga, air bunga setaman, handuk atau kain, dan telur ayam kampung.

Tradisi midak endok dilakukan setelah pengentan laki-laki melakukan ijab kabul. Setalah dinyatakan sah pengantin laki-laki dan perempuan dipertamukan dengan melakukan tradisi midak endok. Pada prosesi midak endok orang tua dari kedua belah pihak melihat dan mendampingi di sisi kanan dan kiri mempelai.

Pengantin laki-laki memecahkan dengan cara menginjak telur yang ada di dalam nampan menggunakan kaki kanan. Kaki kanan yang digunakan untuk menginjak telur tidak diperkenankan untuk menggunakan sepatu atau alas kaki lainnya. Arti dari kegiatan tersebut yaitu bahwa pengantin laki-laki nantinya akan bertanggung jawab kepada keluarganya dari segi nafkah tanpa bantuan dari kedua orang tua. Sedangkan telur yang digunakan dalam tradisi midak endok melambangkan keturunan yang nantinya akan hadir setelah mereka menjadi sepasang suami istri. Selain itu, telur ini juga melambangkan sebagi keluarga yang harus dijaga dan ditutupi aibnya dari orang lain.

Setelah pengantin laki-laki mengidak endok dilanjutkan dengan kegiatan pembersian kaki. Kegiatan membasuh kaki ini dilakukan oleh pengantin perempuan. Pengantin perempuan jongkok dihadapan suami kemudian pengantin laki-laki menginjak telur ayam yang sudah disediakan. Arti dari kegiatan tersebut yaitu bahwa nantinya pengantin perempuan akan merawat dan menjaga keturunannya dan juga suami dengan sepenuh hati tanpa ada maksud yang lain. Setalah dibasuh menggunakan air kemudian dikeringkan menggunakan kain atau handuk. Makna dari kegiatan tersebut bahwa pengantin perempuan akan berbakti kepada suaminya karena setelah menikah surga istri ada pada ridho sumi.

Setelah prosesi midak endok selesai dilakukan tangan dari pengantin laki-laki diulurkan untuk membantu pengantin perempuan untuk berdiri. Kegiatan tersebut melambangkan bahwa pengantin perempuan menghaturkan sembah kepada pengantin laki-laki dan pengantin laki-laki menyambutnya dengan menoong pasangannya.

Dari penjelasan tersebut kalian tentunya sudah sedikit paham tentang tradisi yang ada dipernikahan Jawa khususnya pada tradisi midak endok. Tradisi ini menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan juga tradisi. Hal ini, membuktikan bahwa negara Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alam melainkan juga kaya akan adat, budaya, dan juga tradisi. Dengan demikian, sebagai generasi penerus bangsa harus mau untuk melestarikan agar tradisi yang sudah ada tidak punah dengan berjalannya waktu.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button