Oleh : Faizah
Masifnya penggunaan teknologi dan informasi digital yang memuat berbagai macam berita yang terkadang mengarah pada ujaran kebencian terhadap perbedaan ideologi menjadi salah satu penyebab retaknya toleransi beragama. Hal tersebut terjadi karena tidak semua pembaca dan penikmat teknologi dapat memfilter dan memilah informasi yang benar dan kontekstual, justifikasi dan saling menghakimi kemudian terjadi tanpa mempertimbangkan dampak.
Kementerian Agama tengah mendorong penguatan moderasi beragama di Indonesia. Moderasi beragama dapat dipahami sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku yang mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil dan tidak ekstrem dalam beragama. Moderasi beragama merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama antar umat beragama.
Ada 9 indikator moderasi beragama, yaitu: kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, taat konstitusi, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan penghormatan terhadap tradisi (kearifan lokal).
Kata kunci tersebut wajib dimiliki oleh seseorang untuk menciptakan perdamaian dan kerukunan hidup. Moderasi beragama sangat diperlukan untuk mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat dalam menyikapi perbedaan. Mengingat Indonesia merupakan negara yang majemuk dan kemajemukan tersebut tidak terus menerus dipandang moderat.
Terdapat beberapa strategi mengaplikasikan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan kerukunan diantaranya:
Menghargai perbedaan
Indonesia adalah negara yang majemuk, dan kaya akan keragaman. Keragaman tersebut akan menjadi indah bilamana masyarakat dapat menghargai keragaman dan perbedaan tersebut. Menghargai perbedaan yanga da dapat menciptakan kehidupan yang damai dan tidak akan adanya keretakan dan perpecahan. Salah satu kata kunci menghargai perbedaan adalah tidak merendahkan dan menjelekkan agama lain dan tidak mengekspresikan keyakinan secara berlebihan.
Meningkatkan pemahaman
Salah satu cara untuk meningkatkan toleransi beragama dan menghindari kesalahpahaman adalah dengan cara meningkatkan pemahaman tentang moderasi beragama. Pentingnya membaca literatur, mengikuti kajian moderasi beragama dan memahami esensi keberagaman lainnya.
Mempraktikkan nilai-nilai agama
Moderasi beragama juga menuntut kita untuk mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu nilai-nilai agama adalah kejujuran, kasih sayang, toleransi, dan perdamaian. Nilai-nilai tersebut dapat meningkatkan kualitas kehidupan dan jauh dari perpecahan.
Menciptakan dialog
Dialog antar agama merupakan salah satu cara untuk memperkuat hubungan antar kelompok agama. Dalam dialog ini, setiap pihak diharapkan mendengarkan dan menghargai pendapat agama lain serta mencari solusi atas permsalahan-permasalahan yang ada.
Menjaga sikap tenang dan tidak mudah terprovokasi
Di tengah banyaknya permasalahan kegamaaan, kita tidak boleh mudah terprovokasi. Sikap tenang sangat dibutuhkan untuk menghindari sikap radikalisme. Solusinya adalah memahami permasalahan dan mencari sumber yang jelas dan valid, kemudian mencari solusi secara bersama-sama.
 -Dosen PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan INISNU Temanggung