Kabartemanggung.com – Di sepanjang jalan ada banyak pedagang bakso salah satunya yaitu bakso pak Yadi. Dari semua pedang bakso hanya warung pak Yadi yang terlihat sepi pembeli. Selama seminggu ini warung bakso milik pak Yadi sama sekali belum ada pembeli sampai-sampai pak Yadi bingung.
Pak Yadi: “Ini kenapa kok warung baksoku sepi sekali.”
Istri pak Yadi:” sabar pak rezeki sudah ada yang ngatur jangan putus asa.”
Pak Yadi: ” Tuhan udah gak perduli sama kita Buk, buktinya kita sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mendapat rezeki.”
Istri pak Yadi:”Jangan bicara seperti itu pak, istighfar.”
Pak Yadi:” Halah sudah jangan sok suci kenyataannya juga seperti itu kan. (Sambil menarik tangan istrinya) Coba lihat warung bakso sebelah jembatan rame banget, sedangkan warung kita sepi buk sepi .”
Istri pak Yadi:” Pak tolong jangan seperti ini, Allah akan marah sama kita kalau bapak seperti ini.”
Pak Yadi:” Aku sudah bodoamat, selama ini aku solat tidak pernah bolong tapi apa kenyataannya ? Kita malah susah.”
Istri Yadi:”Pak sudah pak, Ibu mohon jangan seperti ini.”
Tanpa memperdulikan istri nya pak Yadi pergi meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah kata pun. Pak Yandi pergi dengan pikiran yang kacau dan tidak membawa apa-apa.
Setelah berjalan sekitar satu jam pak Yadi bertemu dengan kakek-kakek tua. Kakek tua itu bertanya kepada pak Yadi.
Kakek tua:”Nak kenapa kamu melamun di pinggir jalan seperti ini?”
Pak Yandi:”Saya bingung kek, dagangan saya sepi. Saya harus membayar bank, kontrakan, dan biaya sekolah anak saya.”
Kaka tua:” oh. Kalau begitu ikut kakek akan ku ajak kamu ke air terjun kidang.”
Pak Yandi:”Di mana itu kek?”
Kakek tua:” Udah ikut saja jangan banyak tanya. Kamu mau kan kalau daganganmu laris?”
Pak Yadi:” Mau kek”.
Pak Yadi dan kakek tua itu berjalan menuju ke air terjun kidang. Setelah sampai di sana kakek tua itu menyuruh pak Yadi untuk mandi di air terjun kemudian pak Yadi di beri selembar kertas dan di dalamnya ada mantra dan segenggam tanah kuburan yang dapat membuat warung bakso pak Yadi menjadi ramai pembeli.
Kakek tua:” siramkan tanah kuburan ini di depan warung baksomu. ”
Pak Yadi:” Baik kek.”
Kakek tua:” Kalau kamu mau daganganmu laris manis maka kamu harus mandi di air terjun ini setiap malam Jumat Wage pukul 12 malam dan jangan lupa membawa tanah kuburan sebanyak satu genggam.”
Pak Yadi:” Baik kek, akan aku lakukan semua perintah dari kakek.”
Setelah mandi dari air terjun kidang pak Yadi berpisah dengan kakek tua itu. pak Yadi berjalan balik menuju warung bakso. Setelah sampai di warung bakso pak Yadi menaburkan tanah kuburan di depan.
Pak Yadi:”Dengan tanah kuburan ini warung bakso ku akan ramai dengan pembeli ahahhaah.”
Setelah menaburkan tanah kuburan pak Yadi pergi kerumah untuk tidur. Saat pukul 05.00 istrinya membangunkannya.
Istri Pak Yadi:” Pak bangun, solat subuh.”
Pak Yadi: (sambil marah) “Enggak perlu solat, solat enggak bakal bikin kita kaya.”
Mendengar perkataan suaminya istri pak Yadi menangis tersedu-sedu.
Sekitar pukul 07.00 pak Yadi sudah bangun dan bersiap untuk membuat bakso.
Pak Yadi:” Hari ini aku akan kaya raya. (Sambil tertawa)
Istru pak Yadi:”Kaya raya gimana maksutnya pak?”
Pak Yadi: “Udah jangan banyak tanya, cepat selesaikan bakso ini biar cepat dijual.”
Istri Pak Yadi:”Baik pak.”
Setelah baksonya siap pak Yadi mulai membuka warung bakso. Tak menunggu waktu lama pembeli sudah mulai datang. Saat jam makan siang pembeli semakin ramai bahkan pak Yadi dan istrinya kuwalahan untuk melayani pesanan pembeli. Istri pak Yadi senang namun bingung kenapa tiba-tiba warung baksonya bisa seramai ini.
–Masrurotul Fuadah, Mahasiswa Universitas Tidar Magelang