Tape Ketan: Warisan Kuliner Fermentasi Nusantara

oleh : Ratna Sari

Tape ketan merupakan salah satu makanan tradisional khas Indonesia yang telah diwariskan turun-temurun. Terbuat dari beras ketan putih atau hitam yang difermentasi menggunakan ragi, tape ketan tidak hanya menghadirkan cita rasa unik manis, sedikit asam, dan beraroma khas tetapi juga menyimpan nilai budaya dan kesehatan. Proses pembuatannya sederhana namun memerlukan ketelatenan dan pengalaman agar menghasilkan tape yang lembut dan bercita rasa lezat.

Di berbagai daerah di Indonesia, tape ketan memiliki bentuk dan penyajian yang beragam. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, misalnya, tape ketan sering dibungkus daun pisang yang dironce, lalu disajikan saat perayaan tradisional atau hajatan. Di Sunda, tape ketan biasanya berwarna hijau karena ditambahkan daun pandan atau suji, memberi aroma harum dan penampilan menarik. Tak jarang tape juga dijadikan bahan tambahan untuk makanan lain seperti es campur atau jenang.

Selain sebagai makanan tradisional, tape ketan juga dikenal memiliki manfaat kesehatan. Karena merupakan hasil fermentasi, tape mengandung probiotik alami yang baik untuk pencernaan. Namun tentu konsumsinya tetap harus dalam batas wajar, mengingat kandungan alkohol alami yang timbul dari proses fermentasinya.

Di era modern ini, tape ketan mulai dikreasikan dalam bentuk yang lebih menarik dan kekinian, seperti tape ketan dalam cup, cake tape, hingga es krim tape. Upaya ini menjadi salah satu cara agar generasi muda tetap mengenal dan mencintai kuliner tradisional yang kaya akan makna budaya dan sejarah.

Dengan mempertahankan dan mengembangkan tape ketan, kita tidak hanya menjaga kekayaan kuliner Nusantara, tetapi juga merawat identitas budaya yang melekat pada makanan-makanan sederhana namun penuh makna ini.

Exit mobile version