Temanggungan

Temanggung: Surga di Lereng Gunung untuk Dikenal Dunia

Oleh : Deby Arum Sari

Ketika berbicara tentang destinasi wisata alam di Jawa Tengah, nama seperti Magelang dengan Candi Borobudur atau Dieng dengan Telaga Warna pasti lebih dulu muncul di benak banyak orang. Namun diam-diam, Temanggung menyimpan pesona luar biasa yang sayangnya masih terpinggirkan dari percakapan pariwisata nasional. Inilah waktu yang tepat untuk berkata: Temanggung layak mendapat sorotan lebih!

Berada di antara dua raksasa megah—Gunung Sumbing dan Sindoro—Temanggung menawarkan lanskap yang bukan hanya indah, tapi juga mendamaikan. Wisatawan yang naik ke Posong atau Embung Kledung bisa menyaksikan matahari terbit di atas lautan awan, pemandangan yang selama ini dianggap eksklusif hanya di tempat-tempat seperti Bromo atau Dieng. Ironisnya, keindahan ini masih belum sepenuhnya dieksplorasi oleh wisatawan luar daerah, apalagi mancanegara.

Bukan hanya soal alam, Temanggung juga menyimpan warisan budaya yang kuat. Tradisi seperti Sedekah Bumi dan Khaul Kyai menunjukkan betapa eratnya hubungan masyarakat dengan leluhur, tanah, dan Tuhannya. Nilai-nilai kearifan lokal yang masih lestari ini harusnya menjadi daya tarik tersendiri, apalagi di tengah zaman yang semakin kehilangan identitas.

Tak lupa, Temanggung juga dikenal sebagai “negeri tembakau”. Tembakau Srintil dari Temanggung bahkan dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Tapi, berapa banyak orang Indonesia sendiri yang tahu tentang itu? Mungkin hanya sedikit.

Saya melihat, ada dua persoalan utama yang membuat Temanggung belum bersinar: kurangnya promosi yang konsisten dan belum maksimalnya infrastruktur penunjang pariwisata. Padahal, jika pemerintah daerah dan masyarakat bisa bersinergi mempromosikan keunikan Temanggung dengan cara modern—seperti media sosial, vlog wisata, hingga festival tahunan—Temanggung bisa menjadi primadona baru di Jawa Tengah.

Akhir kata, Temanggung bukan sekadar tempat di peta. Ia adalah ruang hidup dengan nilai-nilai luhur, keindahan yang tulus, dan masyarakat yang ramah. Jika kita ingin Indonesia lebih dikenal karena keanekaragamannya, maka saatnya Temanggung diberi tempat yang layak di panggung nasional. Jangan biarkan “negeri di atas awan” ini terus tersembunyi di balik kabut ketidaktahuan.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button