Tim II KKN Undip Perkenalkan Pola Pangan B2SA di Desa Campursalam
Kabartemanggung.com – Stunting menjadi momok permasalahan bagi sejumlah keluarga di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung mengungkap bahwa di tahun 2023, persentase angka stunting di Kabupaten Temanggung sebesar 13,47%. Sedangkan di Puskesmas Parakan sendiri mencapai 15,96%. Pemerintah sendiri mentarget di tahun 2024 persentase stunting nasional berada di angka 14%. Tentunya masih perlu perhatian khusus mengingat persentase stunting di Kecamatan Parakan yang masih berada di atas 14%. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemkab Temanggung maupun Puskesmas Parakan sebagai upaya intervensi angka stunting di Temanggung, terkhusus Parakan. Salah satunya dengan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak di bawah dua tahun (baduta) guna perbaikan gizi di periode emas pertumbuhan anak. Desa Campursalam menjadi salah satu penerima bantuan tersebut, dimana 17 anak menjadi penerima Bantuan PMT yang disalurkan melalui kader posyandu desa per akhir Juli 2024.
Menyoroti adanya baduta stunting penerima bantuan PMT di Desa Campursalam tersebut, Hyan Gi, salah satu anggota Tim II KKN Universitas Diponegoro (Undip) yang berasal dari program studi S1 Agribisnis, bersama dengan perangkat desa dan kader posyandu Desa Campursalam berinisiasi untuk memberikan edukasi kepada orangtua baduta penerima Bantuan PMT mengenai pola pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) yang harapannya mampu meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka mengenai pemenuhan gizi pada balita. Hyan Gi juga menyoroti akan potensi sumber daya alam yang tersedia di Desa Campursalam dalam memenuhi kebutuhan gizi pangan pada balita untuk pencegahan dan penanganan stunting.
Kegiatan edukasi terkait pola pangan B2SA tersebut dilaksanakan di dalam program multidisiplin bertajub ‘Gerakan Sadar Stunting’ pada hari Minggu (28/7/2024) di Balai Desa Campursalam. Kegiatan tersebut mengikutsertakan orangtua baduta penerima Bantuan PMT, Kader Posyandu Desa Campursalam, dan Kepala Desa Campursalam. Hyan Gi, selaku pemateri, dalam penyampaiannya memberikan pemahaman kepada para orangtua terkait bagaimana pemenuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman sebagai upaya bersama dalam pengentasan stunting, terkhusus di Desa Campursalam. Ia juga menambahkan bahwa pangan yang sehat dan baik tidak melulu mahal, karena sejatinya kebutuhan gizi pada anak dapat dipenuhi dari lingkungan sekitar. Selain itu, pada aspek pangan yang beragam juga dapat berarti bahwa pemenuhan kebutuhan pangan juga dapat bersumber dari bahan pangan yang tersedia di daerah sekitar atau yang biasa dikenal sebagai pangan lokal, seperti jagung, ketela, talas, dan sebagainya.
Para peserta kegiatan menyambut baik kegiatan tersebut dengan aktif melakukan interaksi tanya jawab, baik kepada Hyan Gi selaku pemateri, maupun kader posyandu yang hadir. Peserta yang hadir turut mengajak putera-puterinya untuk kemudian di akhir kegiatan diberikan contoh menu makanan B2SA oleh Tim II KKN Undip. Edukasi tersebut dilengkapi dengan pemberian leaflet yang informatif terkait pola pangan B2SA, metode ‘Isi Piringku’, dan tips memilih pangan yang aman. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan program linear dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan serta Badan Pangan Nasional Republik Indonesia yang kemudian implementasinya diturunkan kepada Dinas Kesehatan serta Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung. Diharapkan melalui kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Campursalam mengenai pola pangan yang ideal bagi pencegahan dan penanganan stunting, serta berkontribusi nyata dalam penurunan angka stunting di Kecamatan Parakan maupun Kabupaten Temanggung