Salaman, Kabartemanggung.com – Tugu Bunderan Salaman, yang terletak di perbatasan Magelang dan Yogyakarta, bukan sekadar penanda wilayah. Tugu Bunderan Salaman adalah simbol persaudaraan dua daerah dengan budaya dan sejarah yang kaya. Sebagai salah satu titik strategis yang menghubungkan dua kawasan ini, keberadaan Tugu Bunderan Salaman seharusnya mampu merepresentasikan identitas lokal sekaligus menjadi daya tarik visual bagi para pelintas. Namun, saat ini Tugu Bunderan Salaman nampaknya masih membutuhkan perhatian lebih untuk memaksimalkan potensinya.
Sebagai pintu masuk menuju Magelang dari arah barat Yogyakarta, Tugu Bunderan Salaman sering kali menjadi kesan pertama bagi wisatawan. Sayangnya, area sekitar tugu tampak kurang tertata dengan baik. Lalu lintas yang padat, minimnya ruang hijau, serta fasilitas penunjang yang terbatas membuat kawasan ini kurang menarik sebagai landmark yang ikonik. Padahal, lokasi ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi ruang publik yang estetis dan berfungsi sebagai simbol konservasi kedua daerah.
Salah satu isu utama yang sering dikeluhkan adalah kondisi fisik tugu yang terkesan kurang terawat. Kucing yang memudar dan minimnya elemen pencahayaan modern membuat tugu ini kehilangan daya tarik, terutama pada malam hari. Dibandingkan dengan tugu-tugu lain yang berada di kawasan Yogyakarta atau Magelang, Tugu Bunderan Salaman tampak jauh tertinggal dalam hal desain dan perawatan.
Selain itu, pengelolaan lalu lintas di sekitar tugu juga menjadi perhatian serius. Persimpangan yang padat sering kali menimbulkan kemacetan, terutama pada akhir pekan atau libur panjang. Kurangnya fasilitas pejalan kaki dan jalur khusus kendaraan membuat kawasan ini tidak ramah bagi wisatawan yang ingin berhenti sejenak untuk mengagumi tugu atau berfoto. Revitalisasi Tugu Bunderan Salaman bisa menjadi langkah strategis untuk memperbaiki citra kawasan ini.
Pemerintah daerah Magelang dan Yogyakarta dapat berkolaborasi untuk mempercantik tugu dengan desain modern yang tetap menghormati unsur budaya lokal. Penambahan pencahayaan artistik, ruang hijau di sekitar tugu, serta tempat istirahat bagi wisatawan akan memberikan nuansa baru yang lebih hidup dan menarik.
Lebih dari sekedar infrastruktur fisik, Tugu Bunderan Salaman juga bisa dimaknai sebagai simbol konektivitas antara budaya Magelang dan Yogyakarta. Mengadakan acara seni atau festival lokal di kawasan ini, misalnya, dapat memberikan nilai tambah pada keberadaan tugu. Dengan melibatkan masyarakat lokal, Tugu Bunderan Salaman dapat menjadi pusat aktivitas yang memperkuat rasa kebersamaan dan memperkenalkan tradisi kedua daerah.
Namun, semua ini membutuhkan kesadaran bersama, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Tanpa kepedulian terhadap kebersihan, perawatan, dan penggunaan ruang publik yang bijak, revitalisasi Tugu Bunderan Salaman hanya akan menjadi proyek sementara tanpa dampak jangka panjang.
Tugu Bunderan Salaman adalah wajah dari perbatasan Magelang-Yogyakarta, yang menyampaikan pesan kepada setiap pengunjung. Dengan sentuhan yang tepat, dapat menjadi simbol kebanggaan bersama dan destinasi unik yang mengundang decak kagum, bukan sekadar penanda wilayah yang terlupakan. Kini tiba saatnya menjadikan Tugu Bunderan Salaman lebih dari sekadar tugu, tetapi juga ikon persaudaraan dan keharmonisan dua daerah yang bersahabat. (KT44/Yafika).