ArtikelOpini

Umpatan “Anjir” dan “Anjay”: Ekspresi Unik Gen Z di Dunia Digital

Oleh: Yafika Aribah

Kabartemanggung.com – Di era digital yang sudah semakin modern, kini banyak dipenuhi tren viral dan budaya pop pada Generasi Z (Gen Z) . Hal ini, menjadi wadah untuk mengekspresikan diri melalui cara yang unik sesuai tren yang ada. Salah satunya yaitu, pada kata “anjir dan “anjay” yang sering muncul atau diucapkan dalam komunikasi sehari-hari.Kedua kata tersebut merupakan suatu umpatan pada Gen Z sebagai cara untuk mengekpresikan diri. Kedua kata tersebut memang terlihat bernada kasar, ttapi kini telah berevolusi menjadi istilah yang santai dan multifungsi dalam berkomunikasi. Di kalangan Gen Z telah menormalisasikan kata “anjir” dan “anjay” dalam setiap berkomunikasi dengan orang lain, tetapi tidak digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau orang yang tidak kenal.

Asal Usul “Anjir” dan “Anjay”

“Anjir” merupakan bentuk modifikasi dari kata “anjing,” yang mana sebagai suatu umpatan dalam konteks formal memiliki konotasi yang negatif. Namun, di kalangan Gen Z, kata ini justru digunakan untuk mengekspresikan atau mengungkapkan suatu kegembiraan, kekaguman,atau rasa humor saat berkomunikasi.Misalnya:
“Anjir, boneka ini lucu banget!”
“Anjir, dia udah nikah woi, cepet amat!”

“Anjay” merupakan variasi kata lain dari “anjir”, tetapi konteksnya dianggap lebih sopan.Kata ini ramai diguanakan ketika konten kreator menggunakannya dalam media sosial. “Anjay” juga sama seperti kata “anjir” yaitu,digunakan untuk mengekspresikan diri atau mengungkapkan kekaguman terhadap suatu hal. Contoh:
“Anjay, udah jadi sarjana!”
“Anjay, kamu jadi ketrima kerja?”

Evolusi Makna dan Penerimaan
Dalam kalangan Gen Z, kedua kata tersebut bukan sekadar umpatan, tetapi sudah menjadi bahasa yang pasti akan diucapkan dalam sehari-hari. Mereka telah menormalisasikan dua kata tersebut sebagai ekpresi untuk menciptakan suasana akrab. Kedua kata tersebut kini semakin populer di media sosial seperti TikTok, Instagram,dan Twitter, yang membuat semakin kuat eksistensinya. Akan tetapi, tidak semua kalangan menerima penggunaan istilah “anjir” dan “anjay” dengan mudah.Di kalangan minelial mungkin kedua kata tersebut dianggap sebagai umpatan yang konotasi negatif dan menganggap bahwa hal tersebut berbahasa kasar. Hal ini menimbulkan adanya batasan dalam penggunaan bahasa gaul di ruang publik dalam berkomunikasi sehari-hari.

Perspektif Sosial dan Psikologis
Dapat diketahui bahwa adanya penggunaan kata “anjir” dan “anjay” digunakan sebagai kebutuhan identitas tersebdiri bagi kalangan Gen Z. Bahasa gaul yang digunakan mereka dianggap dapat menciptakan kebersamaan yang akrab ketika sedang mengobrol. Selain itu, adanya bentuk modifikasi kata-kata tersebut, menunjukkan bahwa ada upaya Gen Z untuk memperbaiki pandangan orang lain terhadap bahasa gaul tersebut dalam konteks yang lebih positif.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa “anjir” dan “anjay” merupakan salah satu contoh bahwa bahasa akan terus berevolusi sesuai dengan zamannya. Gen Z sudah berupaya mengubah makna kata-kata umpatan tersebut agar lebih ringan, untuk digunakan dalam mengekspresikan diri di dunia digital.Akan trapi, perlu diperhatikan bagi mereka untuk tetap menjaga kesopanan dan batasan saat menggunakan bahasa gaul agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat yang lebih luas dengan berbagai generasi yang ada di dalamnya.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button