
Oleh: Yafika Aribah
Kabartemanggung.com – Ngapati merupakan salah satau tradisi di Jawa yang kerap dilakukan oleh masyarakat yang masih lesatari hingga saat ini. Ngapati berasal dari kata “empat” yang berarti pada bulan keempat kehamilan. Tradisi Ngapati menjadi salah satu momen bagi ibu hamil ketika memasuki bulan keempat kehamilan, yang dipercaya sebagai bulan saat roh ditiupkan kepada janin. Dalam masyarakat Jawa tradisi ini bukan sekadar momen atau seremoni, melainkan suatu simbol harapan dan doa dari calon kedua orang tua dan seluruh keluarga untuk kehidupan yang baik bagi janin yang akan lahir nantinya.
Acara ngapati biasanya dihadiri oleh seluruh keluarga dan masyarakat sekitar. Diawali dengan baca doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh atau orang yang diutamakan. Dalam proses ini, doa-doa yang dipanjatkan berupa doa bagi keselamatan ibu dan calon bayi. Selain itu, ada juga makanan yang disajikan oleh tuan rumah, seperti nasi tumpeng, jajanan pasar, dan bunga-bunga wangi. Hal itu, bukan sekadar sajian biasa, tetapi memiliki filosofi sebagai lambang keberkahan, keturunan, dan keindahan hidup.
Dari sudut pandang sosial, ngapati memiliki fungsi yang penting untuk dilakukan. Selain sebagai tradisi, ngapati juga dapat mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan masyarakat. Masyarakat yang sudah hadir menunjukkan rasa kepedulian dan kebersamaan yang tinggi. Selain itu, tradisi ngapati juga dapat menciptakan nilai-nilai budaya, seperti sikap gotong royong, rasa syukur, dan penghormatan pada kehidupan.
Akan tetapi, di tengah kehidupan modern saat ini, tradisi ngapati mulai menghadapi tantangan. Generasi muda yang sudah banyak mengikuti gaya hidup perkotaan, menganggap bahwa tradisi ini sebagai acara yang kuno dan tidak relevan dalam kehidupan saat ini. Padahal, esensi ngapati tidak lekang oleh waktu. Selain itu, pada zaman yang semakin maju ini, dapat mengingatkan kita akan keharmonisan dan memperkuat hubungan antar manusia di sekitar.
Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan budaya, sudah sepantasnya kita merawat dan melestarikan tradisi budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu. Dengan melestarikan ngapati, kita tidak hanya sekadar melakukan suatu tradisi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur bagi para generasi penerus untuk tetap menghargai budaya yang sudah ada. Dengan adanya ngapati juga dapat menjadi pengingat, bahwa akan ada kehidupan baru yang tidak hanya sekadar tentang fisik, tetapi perjalanan spiritual yang memiliki sarat makna. Oleh karena itu, mari lestarikan tradisi yang ada untuk menjaga nilai-nilai budaya di Indonesia.