Edi Rohani Kenalkan Pendidikan Islam Moderat di Malaysia
						Kuala Lumpur, Kabartemanggung.com — Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PCNU Kabupaten Wonosobo sekaligus mahasiswa S3 Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) Semarang, Edi Rohani, menjadi salah satu pemateri dalam seminar internasional bertajuk “International Seminar on Islamic Education (ISIE): Integrating Islamic Education and Knowledge for Global Competitiveness” yang diselenggarakan di Universiti of Malaya, Malaysia, Selasa (4/11/2025).
Dalam forum ilmiah yang dihadiri para akademisi dan peneliti dari dua negara tersebut, Edi Rohani memaparkan makalah berjudul “Pendidikan Islam Moderat sebagai Strategi Penguatan Toleransi dan Harmoni Sosial di Indonesia.” Ia menegaskan bahwa meningkatnya fenomena intoleransi, polarisasi keagamaan, dan disintegrasi sosial di Indonesia menuntut adanya pembaruan paradigma pendidikan Islam agar mampu melahirkan generasi yang moderat, inklusif, dan cinta damai.
“Pendidikan Islam moderat harus menjadi sarana membangun karakter bangsa yang berimbang, terbuka, dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Menurut Edi Rohani, yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Provinsi Jawa Tengah, pendidikan Islam moderat berakar pada empat nilai utama, yaitu tawaṣṣuṭ (moderat), tawāzun (keseimbangan), tasāmuḥ (toleransi), dan i‘tidāl (keadilan). “Melalui empat nilai dasar itu, pendidikan Islam tidak hanya membentuk pemahaman keagamaan, tetapi juga membangun karakter sosial yang menghargai perbedaan,” jelasnya.
Ia menambahkan, pendidikan Islam moderat berpijak pada prinsip Islam raḥmatan lil-‘ālamīn yang menempatkan kemanusiaan sebagai dasar etika beragama. “Dari sisi pedagogis, pendekatan dialogis, humanis, dan kontekstual menjadi kunci untuk menumbuhkan karakter toleran di kalangan peserta didik,” paparnya. “Sedangkan dari aspek sosial, pendidikan Islam moderat berperan penting dalam memperkuat kohesi sosial dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan seperti Pancasila,” imbuhnya.
Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo itu juga menyoroti masih adanya konflik internal di kalangan umat Islam, di mana perbedaan pandangan sering kali berujung pada sikap saling menyalahkan, menyesatkan, bahkan mengkafirkan. “Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi jika nilai-nilai Islam dipahami secara utuh. Agama justru mengajarkan perdamaian, keadilan, dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa tren Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. “Jika pada tahun 2020 indeks KUB berada di angka 67,46, maka pada tahun 2024 meningkat menjadi 76,47. Ini menunjukkan bahwa semangat toleransi dan harmoni sosial semakin tumbuh di tengah masyarakat,” tuturnya.
Melalui partisipasinya dalam seminar internasional ini, Edi Rohani menegaskan pentingnya menjadikan Islam Nusantara sebagai model praksis pendidikan Islam moderat yang mampu mengelola keragaman dan memperkuat integrasi bangsa. “Pengalaman Indonesia dalam membangun kehidupan beragama yang damai dapat menjadi contoh bagi masyarakat global,” ujarnya menutup sesi presentasinya.
Kehadiran Edi Rohani di Universiti Malaya yang didanpingi sekretarisbya, Faizal Arifin, menjadi bentuk kontribusi nyata kader LP Ma’arif NU Wonosobo dalam mendorong pengembangan pendidikan Islam yang moderat, berwawasan kebangsaan, serta berorientasi pada perdamaian dunia.
				
					






