ArtikelOpini

Tak Cuma Makanan, Gaya Bicara Food Vlogger Kini Jadi Sorotan!

Kabartemanggung.com – Makanan bukan lagi satu-satunya yang menjadi hal menarik dalam dunia kuliner digital saat ini. Seiring berkembangnya tren sosial media, terutama food vlogging, gaya bicara para food vlogger juga ikut menjadi sorotan. Dari kata-katanya yang catchy hingga ekspresi yang khas dan relatable menjadi hal yang seru bagi penonton video mereka. Banyak food vlogger yang menggunakan campuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, menciptakan kesan modern dan kekinian, seperti “Ini sih rich banget bumbunya!”, “Super crunchy, you guys kalian harus coba!”, “Gila sih, ini mind-blowing banget!” .

Tidak sedikit pula masyarakat yang menirukan gaya mereka dalam kehidupan sehari-hari, baik saat bersama dengan teman-teman maupun saat mereka membuat konten buat momen mereka. Selain pemilihan kata yang tepat, intonasi juga menjadi aspek yang berhasil dalam mencuri perhatian penonton. Para food vlogger kerap menggunakan nada antusiasme yang menggambarkan pengalaman mereka dalam mencicipi makanan. Misalnya, ketika masakan ala rumahan dan berbumbu pedas, reaksi mereka sering kali dramatis seperti “Ini rasanya menurut gue sangat comforting di mulut, dan bumbu pedasnya itu nusuk tapi bikin nagih!” . Hal inilah yang membuat rasa penasaran dan emosi penonton terhubung.

Gaya bicara dengan model cerita atau storytelling juga semakin menjadi elemen penting. Banyak food vlogger yang tidak hanya fokus pada cita rasa makanan tetapi juga menceritakan proses hidangan tersebut bisa tersaji, serta menceritakan sejarah restoran dan pengalaman mereka dalam mencicipi hidangan untuk pertama kalinya. Bahkan ada beberapa yang menambahkan humor untuk membuat konten mereka lebih segar dan menghibur.

Pengaruh gaya bicara ini semakin meluas ke berbagai platform media sosial. Banyak pengguna media sosial yang mengikuti gaya bicara mereka saat membuat video ulasan yang bahkan kontennya bukan kuliner. Tentunya ini menunjukkan bahwa gaya bicara food vlogger telah menjadi budaya pop digital.
Tak hanya pelaku industri kuliner saja yang menyadari pentingnya gaya komunikasi ini. Banyak restoran dan kafe yang bekerja sama dengan food vlogger untuk mempromosikan produk mereka, karena mereka menyadari bahwa dengan gaya komunikasi yang interaktif akan mampu menarik pelanggan baru.

Perlu kita sadari, fenomena ini menunjukkan bahwa daya tarik food vlogger bukan hanya soal makanan yang mereka review melainkan cara mereka menjalin komunikasi dan interaksi yang energik dan menghibur membuat mereka menjadi lebih dari sekadar pemberi informasi, tetapi juga mampu memengaruhi budaya tren.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button