Mahasiswa PGMI INISNU Temanggung Magang di Batik Tinular Sih Temanggung

Temanggung, Kabartemanggung.com – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diikuti mahasiswa PGMI INISNU Temanggung di Batik Tinular Sih membawa angin segar bagi industri kreatif lokal. Melalui magang bertema Teacherpreneurship, para mahasiswa tak hanya belajar teori, tetapi juga terjun langsung dalam proses produksi batik, strategi pemasaran, hingga inovasi produk turunan.
Batik Tinular Sih, yang berlokasi di Jl. Gilingsari, Gg. Merpati, Temanggung, menjadi mitra yang ideal. Usaha ini dikenal sebagai sentra batik yang mengusung filosofi pemberdayaan perempuan dan keberlanjutan lingkungan. Dengan visi “Perempuan Berkarya, Keluarga Berdaya, Masyarakat Sejahtera”, Batik Tinular Sih memberi ruang luas bagi kreativitas mahasiswa.
Selama program magang, mahasiswa terlibat dalam berbagai aktivitas. Mereka menyusun katalog produk batik yang menampilkan keindahan motif lokal dengan sentuhan profesional. Katalog ini kini menjadi alat pemasaran yang efektif, baik secara cetak maupun digital. Tak berhenti di situ, para mahasiswa juga mengolah kain perca menjadi aksesori seperti bros, gantungan kunci, hingga dompet mini, sebagai upaya mengurangi limbah produksi sekaligus membuka pasar baru.
Inovasi lain yang lahir dari kolaborasi ini adalah video promosi Batik Tinular Sih. Dengan memanfaatkan keterampilan multimedia, mahasiswa menyusun naskah, mengambil gambar, hingga melakukan editing video yang kemudian diunggah di berbagai platform digital. Upaya ini terbukti memperluas jangkauan pasar dan memperkuat branding Batik Tinular Sih di era digital.
“Program ini bukan sekadar magang, tapi juga ajang mahasiswa mengasah jiwa kewirausahaan dan kepedulian pada pelestarian budaya,” ujar Andrian Gandi Wijanarko, M.Pd., dosen pembimbing program. “Mereka belajar berpikir kreatif, bekerja sama dengan pengrajin, dan melihat langsung tantangan UMKM.”
Owner Batik Tinular Sih, Ester Setyorini, juga menyambut positif kehadiran mahasiswa. “Ide-ide mereka sangat segar, mulai dari katalog hingga video promosi. Kami berharap kerja sama seperti ini bisa terus berlanjut,” ujarnya.
Hasil magang ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara kampus dan UMKM tidak hanya memberi manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga mengakselerasi inovasi pada usaha lokal. Mahasiswa tidak lagi sekadar belajar di kelas, melainkan juga menjadi agen perubahan yang nyata di masyarakat.
Ke depan, program MBKM ini diharapkan menjadi model bagi pengembangan kemitraan serupa di sektor-sektor kreatif lainnya. Dengan begitu, mahasiswa dapat terus diasah untuk menjadi generasi muda yang tidak hanya berkompetensi akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial, inovasi bisnis, dan semangat melestarikan budaya. (KT33/Ghaida Mutmainnah).