ArtikelOpini

Permainan Catur Berakhir Saat Rajanya Hilang, Bukan Ratunya

Oleh : Faizal adyanto

Dalam permainan catur, ratu memang yang paling bebas bergerak. Tapi semua tahu, permainan hanya akan benar-benar berakhir saat rajanya tumbang. Sebuah analogi yang sederhana, namun begitu dalam—terutama bagi seorang laki-laki yang telah berjuang habis-habisan demi hubungan, tapi justru ditinggalkan dan dibuang oleh sosok yang ia perjuangkan.

Ratu Mungkin Hebat, Tapi Raja Adalah Kunci Permainan
Dalam hubungan, laki-laki sering kali diam. Tidak banyak bicara. Tapi dalam diamnya, ada kerja keras, ada pengorbanan, dan ada doa yang tidak pernah terdengar. Ia tidak selalu menuntut, tidak selalu minta dimengerti, tapi ia berdiri menjadi pondasi—menguatkan dari balik layar.

Namun sayangnya, ketulusan laki-laki sering kali baru disadari setelah ia pergi. Karena ia tidak banyak mengeluh. Ia tidak menceritakan luka. Ia hanya menanggung, berjalan, dan tetap berjuang meski lelah. Dan ketika akhirnya ia tumbang, semuanya baru sadar: permainan sudah selesai.

Ketika yang Bertahan Justru Ditinggalkan
Ada kisah yang tidak adil. Tentang seorang laki-laki yang mencintai tanpa batas, tapi ditinggalkan tanpa alasan. Ia yang rela bertahan dalam badai, justru ditinggal ketika mulai membangun masa depan. Ia yang berjuang, justru dianggap tidak cukup. Dan di situlah kenyataan pahitnya—laki-laki pun bisa dibuang, bahkan setelah memberi seluruh dirinya.

Tidak semua orang tahu rasanya menjadi laki-laki yang ditinggal setelah berjuang. Rasanya seperti pion yang berjalan satu langkah, berkali-kali, hanya untuk melindungi raja—yang ternyata dianggap tidak berarti oleh ratunya sendiri.

Diamnya Bukan Lemah, Tapi Luka yang Dalam
Laki-laki jarang menangis di depan umum. Bukan karena mereka tak merasa, tapi karena mereka terbiasa menahan. Di balik senyum tipisnya, ada luka yang tidak dia ceritakan. Bukan karena tidak bisa, tapi karena ia tahu—tidak semua luka perlu diumbar, tapi cukup dijadikan alasan untuk bangkit.

Permainan Telah Usai
Ketika raja pergi, permainan selesai. Ratu mungkin bisa bergerak ke segala arah, tapi tak bisa menyelamatkan permainan sendirian. Begitu pula dalam hidup—jangan remehkan peran seorang laki-laki yang tulus. Jangan abaikan perjuangannya hanya karena ia tidak seindah kata-kata. Karena saat ia benar-benar pergi, kamu akan sadar: yang kamu tinggalkan bukan sembarang pion, tapi raja dalam hidupmu.

Kadang, cinta yang paling dalam justru tak bersuara. Kadang, laki-laki yang paling kuat adalah ia yang paling sering dilupakan. Tapi satu hal yang pasti: ketika raja memutuskan untuk berhenti, permainan tidak akan pernah sama lagi.

Dan kepada semua laki-laki yang pernah ditinggalkan setelah berjuang—kamu bukan kalah. Kamu hanya terlalu berharga untuk terus bertahan di tempat yang tak tahu cara menghargai.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button