Jaran Kepang Temanggung: Kekayaan Budaya yang Tetap Terjaga

Kabartemanggung.com – Kabupaten Temanggung Jawa Tengah dikenal dengan keindahan alam dan pegunungannya, juga memiliki warisan budaya yang masih terjaga sampai sekarang. Salah satu warisan budaya yang masih memikat hati masyarakat adalah kesenian Jaran Kepang.
Jaran Kepang atau biasa dikenal dengan sebutan Kuda Lumping merupakan tarian tradisional yang menampilkan replika kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan dilukis dengan indah. Jaran Kepang biasanya diiringi dengan gamelan, tembang-tembang jawa dan tidak jarang banyak aksi kesurupan.
Jarang Kepang di Temanggung memiliki ciri khas yang membedakannya dengan daerah lain, baik dari alunan musik gamelan, gaya taruan, maupun properti kuda anyaman yang digunakan. Pertunjukan ini menampilkan penari-penari mengenakan kostum jaran kepang khas Temanggungan atau biasa disebut badong.
Namun, pada zaman dulu penari jaran kepang hanya menggunakan rumpi yang dominan warna hitam/merah dan kemeja warna putih, jaran kepang ini disebut jaran kepang idakep. Namun, seiring perkembangan zaman, Jaran Kepang Temanggung semakin banyak perubahan baik dari segi kostum, tata rias maupun tata panggung. Pada zaman dulu, tata panggung sangat sederhana bahkan penari menari hanya di atas tanah dan tidak ada panggung yang megah. Namun, sekarang panggung yang digunakan sangat megah bahkan pemain Jaran Kepang menari di atas karpet merah.
Jaran Kepang di Temanggung biasanya diadakan pada hari-hari tertentu, biasanya pada acara merti dusun, sadranan, acara tahunan desa dan lain sebagainya. Jika Anda berkunjung di Temanggung, hampir setiap weekend terdapat pertunjukan Jaran Kepang di desa-desa. Di Temanggung hampir setiap desa memiliki grub Jaran Kepang, bahkan kadang satu desa memiliki 2-3 grub Jaran Kepang.
Jaran Kepang Temanggung bukan hanya sekadar hiburan rakyat, melainkan juga cerminan identitas budaya dan kearifan lokal yang patut dijaga. Dengan upaya pelestarian yang terus dilakukan, seni ini diharapkan tetap menjadi warisan yang membanggakan bagi masyarakat Temanggung dan generasi mendatang. (KT44/Laras Novita Ardani).