
Oleh Miftakhur Rosidah
Kegiatan One Day One Juz di pondok pesantren bukan sekadar rutinitas membaca Al-Qur’an, tetapi merupakan bagian dari bentuk ketadziman para santri kepada para masyayikh, khususnya kepada almagfurlah Simbah KH. Cholil Asy’ari, pendiri Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bolong, Ngaditirto, Selopampang, Temanggung. Dengan semangat cinta dan penghormatan kepada beliau sebagai ulama panutan dan tokoh spiritual di daerah Temanggung, para santri menjadikan program ini sebagai ladang amal dan pengikat ruhani dengan para pendahulu yang telah meletakkan fondasi kuat dalam pendidikan Islam.
Ketadziman atau penghormatan kepada guru bukan hanya ditunjukkan dengan adab dan ucapan, namun juga melalui amal perbuatan yang mencerminkan warisan keilmuan mereka. Membaca satu juz setiap hari merupakan bagian dari semangat untuk menjaga hubungan ruhaniyah dengan para ulama, terutama Simbah KH. Cholil Asy’ari yang dikenal memiliki keteguhan dalam memegang Al-Qur’an sebagai pedoman utama hidup. Santri yang menekuni program ini sesungguhnya sedang memperkuat akarnya sebagai pewaris sanad keilmuan pesantren.
Secara praktis, kegiatan ini juga menjadi sarana pelatihan disiplin dan istiqamah. Dengan target satu juz per hari, santri dilatih untuk membagi waktu, menjaga fokus, dan membangun rutinitas yang positif. Di tengah kesibukan belajar dan kegiatan pondok lainnya, menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur’an secara konsisten menjadi tanda kesungguhan santri dalam memperjuangkan ilmunya, baik dalam aspek fikih maupun spiritualitas.
Lebih dari itu, program One Day One Juz mengajarkan bahwa membaca Al-Qur’an bukanlah kewajiban yang berat, melainkan kebiasaan mulia yang menenangkan jiwa. Jika dilakukan bersama-sama secara berjamaah, kegiatan ini juga membangun ukhuwah dan semangat di antara para santri. Mereka saling menyemangati, mengingatkan, dan menjaga komitmen bersama dalam meraih target khatam Al-Qur’an dalam sebulan.
Manfaat lain dari program ini adalah meningkatnya keterikatan santri dengan Al-Qur’an. Bukan hanya sebagai bacaan, tetapi juga sebagai pedoman hidup yang harus dijaga, dipahami, dan diamalkan. Dengan membiasakan membaca satu juz per hari, para santri akan lebih mudah memahami isi Al-Qur’an secara menyeluruh, terutama jika disertai dengan tadabbur dan kajian tafsir yang rutin.
Dari sisi keberkahan, membaca Al-Qur’an secara rutin menjadi salah satu wasilah datangnya pertolongan Allah. Santri yang istiqamah dengan Al-Qur’an akan lebih terjaga dari perbuatan sia-sia, lebih mudah menerima pelajaran, dan hatinya menjadi lebih lembut. Semua ini akan memperkuat karakter santri sebagai pribadi yang berakhlak, berilmu, dan beradab, sebagaimana yang dicita-citakan oleh para kyai dan pendiri pondok.
Melalui program ini pula, semangat khidmat kepada pondok dan para masyayikh terus terjaga. Santri tidak hanya hidup dalam lingkungan fisik pondok, tetapi juga mewarisi semangat, visi, dan keteladanan dari Simbah KH. Cholil Asy’ari. Dengan membaca Al-Qur’an setiap hari, santri seolah-olah sedang menyambung doa dan cinta kepada beliau, mendoakan serta melanjutkan perjuangan beliau melalui jalan ilmu, dzikir, dan amal.
Akhirnya, One Day One Juz bukan hanya program bacaan, tetapi merupakan gerakan ruhani yang memperkuat jati diri santri. Ini adalah wujud nyata dari ketadziman, latihan istiqamah, dan penguatan spiritual yang menyatu dalam kehidupan pesantren. Semoga kegiatan ini terus dilestarikan dan menjadi tradisi yang hidup di Pondok Pesantren Darul Muttaqien serta menjadi bagian dari perjuangan menjaga cahaya Al-Qur’an di bumi Temanggung.