
Oleh Miftakhur Rosidah
Putu ayu atau puthu ayu atau sering juga disebut putu ayu adalah salah satu kue tradisional khas Indonesia yang telah menjadi bagian dari kekayaan kuliner nusantara sejak lama. Kue ini dikenal dengan bentuknya yang cantik seperti bunga ,berwarna hijau lembut dengan taburan kelapa parut di bagian atasnya, menciptakan keindahan hijau dan putih, tampilan yang menarik dan menggoda. Selain tampilannya yang menggoda, cita rasanya juga khas: manis, gurih, dan lembut di lidah.
Asal usul kue putu ayu tidak diketahui secara pasti, namun kue ini populer di Jawa dan sering hadir dalam berbagai acara tradisional seperti syukuran,selamatan, hingga arisan. Namanya terdiri dari dua kata, “putu” yang merujuk pada jenis kue kukus berbahan dasar tepung. dan “ayu” dalam bahasa Jawa yang berarti cantik , menggambarkan rupa kue ini yang mungil dan menggoda.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan puthu ayu cukup sederhana, yaitu dengan tepung terigu, gula pasir, telur, santan, dan pasta pandan untuk memberikan warna dan aroma khas. Di bagian atasnya, kelapa parut yang sudah diberi sedikit garam dan dikukus terlebih dahulu, memberikan rasa gurih yang kontras dengan adonan manis. Meskipun bahan-bahannya sederhana, perpaduan rasa dan teksturnya begitu sempurna.
Teknik pengolahan putu ayu pun khas dan memerlukan ketelatenan. Kelapa parut yang telah dibumbui dan dikukus diletakkan di dasar cetakan, kemudian adonan dituangkan di atasnya dan dikukus hingga matang. Proses ini memastikan agar kelapa tidak mudah lepas dan melekat indah di bagian atas kue saat dikeluarkan dari cetakan.
putu ayu ini biasanya tidak terlalu besar, hanya berukuran satu gigitan, yang membuatnya cocok sebagai camilan ringan atau teman minum teh di sore hari. Selain itu, aromanya yang harum daun pandan alami membuat siapa pun tergoda untuk mencicipinya. Tidak heran jika putu ayu sering menjadi primadona dalam hidangan jajanan pasar.
Meski zaman terus maju dan berubah makanan modern bermunculan, eksistensi putu ayu tetap bertahan. Banyak pelaku UMKM hingga toko kue modern yang masih memproduksi putu ayu, baik dalam bentuk asli maupun variasi rasa baru seperti cokelat, stroberi, bahkan keju. Hal ini menunjukkan bahwa putu ayu bisa bahkan mampu beradaptasi tanpa kehilangan identitas tradisionalnya.
Bagi sebagian orang, putu ayu bukan sekadar makanan, melainkan kenangan masa kecil dan simbol kebersamaan keluarga. Aroma kukusan dan rasa gurihnya sering mengingatkan pada momen-momen indah di kampung halaman. Maka tak heran, banyak orang dewasa bahkan orang tua yang kini berusaha membuat putu ayu sendiri di rumah sebagai bentuk pelestarian tradisi.
Putu ayu menjadi bukti bahwa makanan tradisional tidak kalah menarik dan lezat dibandingkan makanan modern. Di balik tampilannya yang mungil dan sederhana, tersimpan rasa, budaya, dan kenangan yang membuatnya layak disebut sebagai makanan legenda masa kecil.Menikmati sepotong putu ayu adalah merasakan sejumput warisan kuliner Indonesia yang patut dijaga.