Bajingan, Makanan Khas Temanggung yang Unik

Oleh : Khansa Aisyatul Nabilla
Nama makanan ini mungkin terdengar kasar di telinga sebagian orang. Tapi di Temanggung, Jawa Tengah ‘bajingan’ justru dikenal sebagai salah satu jajanan tradisional yang manis, hangat, dan penuh kenangan. Bukan umpatan maupun hinaan ‘bajingan’ merupakan nama dari makanan khas yang sudah turun-temurun menjadi bagian dari kehidupan masyarakat lereng Gunung Sumbing.
Bajingan terbuat dari singkong atau ketela pohon yang dimasak dengan campuran gula merah, santan, dan daun pandan. Proses memasaknya sederhana, tetapi butuh kesabaran. Singkong harus direbus perlahan hingga empuk, sambil terus disiram dengan kuah santan dan gula jawa yang kental. Terkadang, penjual menambahkan potongan pisang kepok atau kolang-kaling agar rasa dan teksturnya semakin menarik. Setelah matang, makanan ini disajikan dalam keadaan hangat, dengan aroma harum pandan yang begitu menggoda.
Rasa bajingan benar-benar khas. Manisnya gula merah berpadu dengan gurihnya santan dan lembutnya singkong menciptakan sensasi yang sulit dilupakan. Makanan ini bukan hanya cocok untuk sarapan atau teman minum teh di sore hari atau sekadar camilan keluarga di rumah. Ada rasa yang membumi, sederhana, tapi menghangatkan hati saat menyantapnya.
Banyak orang luar Temanggung yang heran mendengar nama makanan ini. Tak sedikit yang mengira nama “bajingan” hanyalah candaan atau plesetan. Padahal, ada kisah menarik di balik penyebutannya. Di masa lalu, sebelum alat transportasi modern berkembang, gerobak sapi menjadi alat angkut utama masyarakat Temanggung. Para pengemudi gerobak ini disebut “bajingan”, istilah Jawa yang tidak bermakna negatif saat itu. Para bajingan ini biasa membawa bekal saat bepergian jauh, dan makanan singkong manis seperti ini menjadi pilihan utama karena praktis, tahan lama, dan mengenyangkan. Lama kelamaan, makanan ini pun ikut disebut sesuai dengan pembawany yakni bajingan. Nama itu bertahan hingga kini, menjadi bagian dari identitas kuliner daerah.
Walaupun namanya terdengar “nakal” bagi sebagian orang, justru di situlah daya tariknya. Wisatawan yang datang ke Temanggung kerap penasaran dan ingin mencicipi sendiri rasa dari makanan dengan nama unik ini.
Di tengah maraknya makanan modern dan cepat saji, keberadaan bajingan seolah menjadi pengingat bahwa makanan tradisional tidak kalah menggoda. Bahkan, rasanya yang autentik dan nilai historis di baliknya justru menjadi kekuatan tersendiri. Bajingan adalah simbol dari kehidupan yang sederhana namun kaya makna. Ia lahir dari keseharian masyarakat desa, diolah dari bahan-bahan lokal, dan dinikmati bersama keluarga atau tetangga dalam suasana penuh kebersamaan.
Bagi banyak orang Temanggung, terutama mereka yang merantau, bajingan bukan sekadar makanan. Ia adalah kenangan. Aroma harum yang mengepul dari panci, rasa manis yang mengisi mulut, dan hangatnya kuah di pagi hari adalah nostalgia yang selalu dirindukan. Tak sedikit dari mereka yang mencoba memasaknya sendiri di perantauan, demi sekadar mengobati rindu kampung halaman.
Bajingan juga menjadi bukti bahwa budaya bisa bertahan jika dijaga dan diberi ruang untuk terus hidup. Generasi muda kini mulai terlibat dalam melestarikan makanan ini. Lewat media sosial, festival kuliner, atau bazar desa, bajingan kembali dikenalkan ke khalayak luas. Tak hanya kepada wisatawan, tetapi juga kepada anak-anak muda yang mungkin nyaris lupa dengan cita rasa masakan tradisional daerahnya sendiri.
Menikmati bajingan bukan hanya soal mengisi perut. Ada pengalaman rasa, memori, bahkan keharuan yang menyertainya. Dari bahan yang sederhana, muncullah sebuah sajian yang kaya cerita. Ia tak hanya menyuguhkan manis di lidah, tapi juga hangat di hati. Nama yang dulu mungkin dipandang negatif, kini justru menjadi penguat identitas dan kebanggaan daerah.
Jika suatu hari kamu berkunjung ke Temanggung, sempatkanlah mampir ke pasar pagi atau warung jajanan desa. Tanyakan apakah ada bajingan yang masih hangat. Nikmati satu porsi sambil duduk di bangku kayu sederhana, dan rasakan sendiri bagaimana makanan tradisional bisa begitu dalam meninggalkan kesan. Bajingan bukan hanya kuliner, tapi juga cerita tentang kampung halaman yang selalu punya cara untuk membuatmu rindu.